RAKYATKU.COM - Kubu pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mengkhawatirkan netralitas aparat dalam Pemilu 2019. Apalagi ada instruksi terbaru Mendagri Tjahjo Kumolo kepada ASN agar loyal kepada Presiden Jokowi.
Apalagi belakangan ini, ASN dan kepala daerah sudah terang-terangan menunjukkan dukungan kepada Jokowi. Di Makassar, misalnya, beredar video 15 camat yang mengacungkan jari satu yang menjadi simbol pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
Fenomena itu yang membuat juru bicara BPN Andre Rosiade mengusulkan agar kotak suara nantinya dititip di kantor Koramil. Alasannya, netralitas TNI lebih bisa dijamin dibandingkan ASN, termasuk para camat.
"Ada usulan dari teman-teman, kalau memang camatnya udah nggak netral, wali kota, bupatinya nggak netral, kenapa kita nggak taruh di tempat tentara saja? Supaya benar-benar kotak suara yang kardus ini aman," ujar Andre kepada wartawan di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (28/2/2019) lalu.
Hari ini, Minggu (3/3/2019), cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno sepakat dengan usulan Andre.
"Khawatir bahwa netralitas yang diharap, dijunjung tinggi oleh penyelenggaraan itu dan perangkat desa ini juga jadi sorotan. Kita kembalikan pemilu yang jujur dan adil, kembalikan kepercayaan masyarakat," imbuh Sandiaga.
Namun, usulan itu langsung dimentahkan KPU. Ketua KPU RI, Arief Budiman mengatakan, jika pihaknya mengikuti saran tersebut, akan ada pihak lain yang curiga lagi.
"Nanti saya simpan di sana nanti ada yang curiga lagi," kata mantan ketua KPU Jawa Timur itu.
Arief mengatakan saat ini KPU sudah memiliki gudang penyimpanan kotak suara sendiri. Dengan begitu, tertutup kemungkinan usulan itu diterima KPU.
"KPU sudah punya mekanismenya. KPU Sudah mengatur itu dan itu kita sudah jalankan sampai dengan hari ini, sudah baik dalam pemilu nasional dan pilkada semua berjalan baik-baik saja," kata Arief.