RAKYATKU.COM - Para ilmuwan mengatakan gambar kawah yang diambil oleh pesawat antariksa Eropa dan Amerika menunjukkan kemungkinan adanya sistem danau bawah tanah di Mars. Data yang dikumpulkan oleh NASA dan penyelidikan ESA yang mengorbit planet merah memberikan bukti geologis pertama untuk sistem air tanah Mars kuno.
Hal itu menurut sebuah penelitian oleh para peneliti di Italia dan Belanda yang diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research, dikutip dari ABC News, Minggu (3/3/2019).
Francesco Salese, salah satu ilmuwan yang terlibat, mengatakan dalam sebuah email Jumat bahwa temuan mengkonfirmasi model sebelumnya dan studi skala kecil, dan bahwa danau bawah tanah mungkin telah terhubung satu sama lain.
Gagasan tentang air di Mars telah lama memesona para ilmuwan karena kemungkinan bahwa planet itu pernah memiliki kondisi serupa dengan kondisi yang memungkinkan kehidupan berkembang di Bumi. Bercak es yang sebelumnya terlihat di Mars memberikan petunjuk menggiurkan tentang masa lalu yang berair bagi dunia yang gersang.
Para peneliti mengatakan saluran aliran, lembah berbentuk kolam dan endapan berbentuk kipas yang terlihat di puluhan kilometer dalam kawah di belahan bumi utara Mars akan membutuhkan air untuk terbentuk.
Rekan penulis Gian Gabriele Ori mengatakan sebuah samudra yang oleh beberapa ilmuwan berspekulasi Mars mungkin pernah miliki antara tiga dan empat miliar tahun yang lalu bahkan mungkin telah terhubung dengan danau bawah tanah.
Para peneliti juga melihat tanda-tanda mineral seperti tanah liat di Mars yang membutuhkan waktu lama untuk terbentuknya air. Ralf Jaumann, seorang ilmuwan planet di Pusat Dirgantara Jerman yang tidak terlibat langsung dalam penelitian ini, mengatakan situs-situs tersebut adalah titik awal yang baik bagi pendarat Mars masa depan untuk mencari tanda-tanda kehidupan kuno.
Namun Jack Mustard, seorang profesor ilmu geologi di Brown University yang juga bukan bagian dari penelitian, mempertanyakan klaim surat kabar itu, mengatakan ia tidak melihat bukti danau bawah tanah dalam data.
"Tapi saya mungkin hanya orang Mars yang skeptis," tambahnya.