Rabu, 27 Februari 2019 23:00

Talkshow di TV, Bupati Gowa Uraikan Manfaat Satpol Pendidikan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menjadi narasumber talkshow pada program publik service di stasiun Net TV Biro Sulawesi Selatan, Rabu sore (28/2/2019).
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menjadi narasumber talkshow pada program publik service di stasiun Net TV Biro Sulawesi Selatan, Rabu sore (28/2/2019).

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menjadi narasumber talkshow pada program publik service di stasiun Net TV Biro Sulawesi Selatan, Rabu sore (28/2/2019).

RAKYATKU.COM,GOWA - Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menjadi narasumber talkshow pada program publik service di stasiun Net TV Biro Sulawesi Selatan, Rabu sore (28/2/2019).

Acara yang dipandu Sulfitri Bahar itu mengambil tema "Satpol Pendidikan di Kabupaten Gowa". Selain bupati Gowa, talkshow ini juga menghadirkan salah seorang pengamat kebijakan publik lulusan Jepang, Ishak Rahmat.

Adnan menjelaskan bahwa awal mula dibentuknya Satpol Pendidikan ini diprakarsai pendahulunya sekaligus ayahnya, H Ichsan Yasin Limpo ketika menjabat bupati Gowa pada 2013 lalu. Satpol Pendidikan ini direkrut secara bertahap sesuai dengan jumlah sekolah yang akan dijaga.

"Mereka direkrut secara bertahap melalui seleksi oleh Pemerintah Kabupaten Gowa. Dan yang direkrut ini adalah masyarakat yang tinggal dan berdomisili di lokasi yang akan ditempatkan," ujarnya.

Satpol Pendidikan dibentuk untuk mengurangi biaya operasional para guru. Fungsi utama satpol ini menjemput dan mengantar guru-guru yang jarak rumahnya ke sekolah kurang lebih tiga kilometer untuk memastikan guru-guru tersebut bisa datang melaksanakan tugasnya.

"Jadi tugas utama mereka yakni menjemput guru, utamanya guru honorer yang terlambat masuk ke sekolah. Ini sering terjadi pada sekolah-sekolah yang berada di kawasan pinggiran atau pegunungan karena terkendala kurangnya alat atau biaya transportasi. Selain itu juga untuk mengoptimalkan layanan pendidikan. Bagaimana layanan pendidikan bisa optimal jika gurunya atau siswanya terlambat datang," terang Adnan.

Lebih lanjut, mantan anggota DPRD Sulsel ini menyampaikan bahwa dalam bertugas, Satpol Pendidikan mengenakan seragam layaknya Satpol PP. Mereka berada di sekolah sepanjang kegiatan belajar mengajar berlangsung.

"Untuk mengantisipasi masuknya gangguan terhadap berlangsungnya proses belajar dari luar sekolah," lanjut mantan politikus Partai Demokrat itu.

Saat ini jumlah Satpol Pendidikan sekitar 500 orang. Mereka bertugas di 412 SD dan 107 SMP. Satpol Pendidikan dibekali sepeda motor untuk menjemput siswa atau guru. 

Sementara Ishak Rahmat mengapresiasi Satpol Pendidikan di Kabupaten Gowa. Menurutnya ini suatu inovasi yang melibatkan masyarakat. 

"Dalam sektor pendidikan, apalagi pendidikan dasar dan menengah itu selalu ada tiga komponen yang harus selalu bersinergi yaitu, sekolah, masyarakat, dan keluarga.
Nah ini yang terjadi dari inovasi pendidikan yang ada di Kabupaten Gowa karena masyarakat menjadi bagian dari wakil keluarga sekaligus wakil sekolah karena dia memastikan bahwa guru atau murid hadir untuk melaksanakan kewajibannya," ungkapnya.

Dirinya juga berharap bahwa apa yang saat ini dilakukan Pemkab Gowa dapat diadopsi oleh pemerintah untuk dijadikan program nasional yang diterapkan di seluruh kabupaten/kota lainnya.

"Saya berharap bahwa apa yang dilakukan Pemkab Gowa dapat diadopsi pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud karena letak geografis di beberapa wilayah di Indonesia hampir sama di Kabupaten Gowa bahkan ada yang lebih buruk lagi," kata Ishak.