RAKYATKU.COM - Alam Semesta menjadi sedikit lebih ramai dengan penemuan lebih dari 300.000 galaksi potensial di sudut kecil langit utara. Rilis data yang dikumpulkan oleh jaringan teleskop Low Frequency Array (LOFAR) di Eropa itu telah menambahkan tingkat detail baru yang luar biasa pada peta gelombang radio di seluruh kosmos.
Tidak terlihat oleh mata manusia, Semesta sebenarnya terbakar dengan gelombang frekuensi rendah yang dihasilkan oleh partikel percepatan dan medan elektromagnetik.
Mengukur bahwa dengungan radio memerlukan beberapa peralatan yang cukup sensitif. Susunan 20.000 antena LOFAR yang tersebar di 48 stasiun di Belanda dan luar negeri seperti memiliki mata besar yang peka terhadap radio di permukaan planet kita.
Di antara banyak tugasnya adalah survei intensif langit malam utara pada frekuensi radio sekitar 120 hingga 168 megahertz, yang diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang berbagai fenomena astronomi yang bersinar lembut, dikutip dari Science Alert, Rabu (20/2/2019).
Sejauh ini hanya sekitar 20 persen dari survei telah selesai, dan dari itu, para ilmuwan di seluruh dunia hanya dapat mengakses sekitar 10 persen dari data yang tersedia. Itu mungkin tidak terdengar terlalu banyak, tetapi mereka jelas memiliki hari yang menyenangkan dengan itu.
Jurnal Astronomi dan Astrofisika baru saja menerbitkan 26 studi berdasarkan rilis data awal ini, yang mencakup quasar, blazer, lubang hitam, dan bidang elektromagnetik intergalaksi.
Salah satu pengungkapan besar dalam mosaik sumber adalah 325.694 titik di mana cahaya gelombang radio melonjak setidaknya lima kali lipat kebisingan latar belakang. Sekitar 70 persen dari ini dapat dihubungkan dengan sinyal optik, jadi cukup aman untuk mengatakan bahwa titik-titik terang ini mewakili galaksi yang dapat kita tambahkan ke peta jalan kosmik kita.
Bukan rahasia lagi bahwa galaksi-galaksi berukuran cukup sering memiliki lubang-lubang hitam raksasa yang menelan segala sesuatu dalam jangkauan dengan keberanian seperti itu, mereka memuntahkan semburan materi yang bersinar dalam gelombang radio. Apa yang belum jelas adalah seberapa ketat aturan ini, dan apakah lubang hitam inti ini pernah berhasil membersihkan piring mereka.
Data baru ini membantu meyakinkan para ilmuwan bahwa monster-monster ini memiliki selera makan yang tiada henti.
"LOFAR memiliki kepekaan yang luar biasa dan itu memungkinkan kita untuk melihat bahwa jet-jet ini hadir di semua galaksi paling masif, yang berarti lubang hitam mereka tidak pernah berhenti makan," kata ahli astrofisika Philip Best dari University of Edinburgh.
Menentukan dengan tepat lokasi galaksi baru tidak hanya membantu kita memahami struktur bagian dalamnya, ia menyediakan alat yang berharga untuk memahami bentangan luas ketiadaan di antaranya.