RAKYATKU.COM - Pemerintahan Trump melewati Kongres Amerika Serikat untuk memajukan penjualan pembangkit listrik tenaga nuklir AS ke Arab Saudi. Meskipun ada kekhawatiran akan melanggar hukum AS terkait transfer teknologi.
Analis keamanan khawatir teknologi itu akan memungkinkan Arab Saudi untuk memproduksi senjata nuklir di masa depan, yang berpotensi berkontribusi pada perlombaan senjata di Timur Tengah.
Legislator AS khawatir tentang stabilitas kepemimpinan Saudi di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) karena pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dan perang di Yaman, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (20/2/2019).
Beberapa orang yang tidak disebutkan namanya telah mengajukan peringatan tentang upaya Gedung Putih untuk mempercepat transfer teknologi nuklir AS yang sangat sensitif untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir baru di Arab Saudi, menurut laporan staf oleh Komite Pengawasan dan Reformasi Dewan.
"Pengungkap fakta yang muncul telah memperingatkan tentang konflik kepentingan di antara penasihat Gedung Putih top yang dapat berimplikasi pada undang-undang pidana federal," kata Perwakilan Elijah Cummings, ketua komite Demokrat, dalam surat 19 Februari kepada Gedung Putih.
Komite sedang menyelidiki upaya oleh perusahaan-perusahaan tenaga nuklir AS untuk memenangkan persetujuan administrasi Trump untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.