Selasa, 19 Februari 2019 16:38

Warga Keracunan, Seluruh Gerai KFC di Mongolia Setop Operasi Sementara

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Warga Keracunan, Seluruh Gerai KFC di Mongolia Setop Operasi Sementara

Mongolia menghentikan sementara operasi semua restoran KFC di negara itu untuk melakukan penyelidikan terkait 42 orang dirawat di rumah sakit dan ratusan orang menunjukkan gejala keracunan makanan set

RAKYATKU.COM - Mongolia menghentikan sementara operasi semua restoran KFC di negara itu untuk melakukan penyelidikan terkait 42 orang dirawat di rumah sakit dan ratusan orang menunjukkan gejala keracunan makanan setelah makan di salah satu gerai rantai makanan cepat saji itu.

Insiden itu terjadi di Ulaanbaatar pekan lalu dan disebabkan oleh buruknya pemeriksaan kebersihan internal, kata Badan Inspeksi Profesional Metropolitan kota, menambahkan bahwa 247 orang telah melaporkan gejala keracunan makanan seperti diare dan muntah, dikutip dari Asia One, Selasa (19/2/2019).

Pemeriksaan awal menunjukkan itu disebabkan oleh pasokan air restoran tempat bakteri berkembang biak, kata badan itu, Senin.

KFC, yang merupakan bagian dari Yum Brands Inc, membuka restoran pertamanya di Mongolia pada 2013 dan saat ini memiliki 11 restoran di sana, semuanya di ibukota. Mereka dioperasikan oleh mitra waralaba, konglomerat Mongolia Grup Tavan Bogd.

"Kami sangat menyesalkan dampak negatif yang diderita banyak orang, terutama bagi tamu-tamu kami di restoran Zaisan, dan kami bekerja untuk mendukung anggota tim dan pelanggan kami selama masa sulit ini," kata juru bicara KFC Global kepada Reuters dalam sebuah e-mail pada Selasa.

"KFC Mongolia bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan pemerintah dan rekomendasi seputar mengatasi sumber insiden. Ini termasuk penyelidikan menyeluruh dari semua restoran KFC Mongolia, dan secara khusus dalam menentukan penyebab pasti dari insiden yang dilaporkan."

Tavan Bogd meminta maaf dalam pernyataan terpisah, mengatakan insiden itu terjadi karena lemahnya pemeriksaan kualitas internal dan bahwa standar dan peraturan harian tidak dilaksanakan dengan baik.