Minggu, 17 Februari 2019 14:40

Guru TK di Sulsel Bakal Diajak Studi Wawasan ke Jepang

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Guru TK di Sulsel Bakal Diajak Studi Wawasan ke Jepang

Akselerasi pembangunan pendidikan di Sulawesi Selatan terus diupayakan. Salah satunya di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan mengirim tenaga pendidik taman kanak-kanak ke Jepang untuk menge

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Akselerasi pembangunan pendidikan di Sulawesi Selatan terus diupayakan. Salah satunya di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan mengirim tenaga pendidik taman kanak-kanak ke Jepang untuk mengembangkan wawasan.

“Untuk tahun 2019, kami fokus kepada tingkat PAUD,” ujar Bunda PAUD Sulsel, Liestiaty F Nurdin dalam keterangan resmi yang diterima Rakyatku.com, Minggu (17/2/2019).

Dia berharap berharap bisa menjalin kerjasama dengan seluruh Bunda PAUD kabupaten/kota se-Sulsel untuk mengirim tenaga pendidiknya mengikuti studi wawasan itu. 

Dia juga menjelaskan, Jepang menjadi negara tujuan lantaran dirinya sudah enam tahun lebih tinggal di Negeri Sakura itu.

"Kita tinggal satu minggu saja di sana, lihat sistem mereka. Kita lihat program mereka supaya ada yang mereka bisa bawa pulang dan diajarkan serta disosialisasikan ke guru-guru yang lain di kabupaten masing-masing,” jelas dia.

Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Didik Sukardi mendukung penuh tujuan Liestiaty untuk mengajak perwakilan tim pengajar demi pengembangan wawasan ke Jepang.

“Kami mendukung tujuan Bunda PAUD untuk pengembangan wawasan ke Jepang, karena memang disana negara maju. Tentu, kita harus mengambil rujukan dari sana,” kata Didik di Makassar, kemarin.

Didik mengaku, untuk biaya keberangkatan tim pengajar ke Jepang sudah disediakan Dinas Pendidikan Sulsel. Olehnya itu, kedepan pemerintah kabupaten dan kota harus saling sharing antara satu sama lain.

“Bunda PAUD itu kan sudah menyampaikan ada biaya dari Dinas Pendidikan Sulsel. Kita harapkan memang seperti itu. Jadi, tidak mungkin semuanya dibiayai dari pusat,” ujarnya.

Selain kontribusi biaya dari pemerintah provinsi, Didik berharap ada sharing pembiayaan dengan pemerintah kabupaten kota.