RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Direktur Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Achmad Setiyo Prabowo, diberikan waktu 100 untuk memulihkan kondisi dan situasi di ATKP Makassar pasca kematian Aldama Putra Pongkala, taruna tingkat satu.
Achmad Setiyo Prabowo pun rutin melakukan rapat, untuk mempersiapkan kegiatan yang dilakukan waktu 100 hari, memulihkan kondisi di ATKP Makassar. Bahkan saat tiba di ATKP Makassar, Eks Direktur ATKP Medan ini langsung memimpin apel malam bersama taruna-taruni.
"Kami sudah berupaya menyusun poin-poin langkah 100 hari, tapi belum tuntas. Makanya kami terus melakukan rapat untuk menuntaskan poin-poin langkah 100 itu. Tetapi intinya yang pertama, adalah komitmen saya, ada tiga komitmen saya," ujar Achmad Setiyo Prabowo, saat ditemui Rakyatku.Com di ATKP Makassar.
Katanya, salah satu komitmennya dalam langkah 100 hari tersebut, yaitu, mensuport keluarga mendiang Aldama baik secara moril maupun materil. Makanya, ia langsung mendatangi rumah keluarga korban saat tiba di Makassar kemarin.
"Kedua kami mendukung sepenuhnya langkah-langkah pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini, yang ketiga kami sedang berusaha keras untuk perbaikan di kampus ATKP Makassar," katanya
Selain tiga komitmen tersebut, pihaknya juga akan menambah CCTV karena selama ini CCTV di ATKP Makassar hanya ada di lorong-lorong. Safety pengasuhan juga akan diatur ulang, untuk lebih memperketat keamanan.
"kemudian rencana usulan rotasi jabatan di internal ATKP Makassar, sementara kalau yang struktural sudah dilakukan oleh pak menteri langsung. Kemudian kita akan membuat situasi di ATKP Makassar lebih humanis. Dalam artian hubungan kakak dan adik lebih harmonis," jelasnya.
"Kita akan adakan kesenian lain, supaya taruna-taruni itu bisa lebih humanis. Juga kami akan menekankan kembali, bahwa hubungan kakak dan adik itu harus lebih mengutamakan kekeluargaan, kakak menghargai adiknya dan adik menghormati kakaknya. Tidak ada istilah senior junior, jadi yang ada kakak dan adik," lanjutnya.
Terakhir, pihaknya juga akan menambah kegiatan-kegiatan yang mampu mempererat persaudaraan antara taruna-taruni tingkat satu dan tingkat dua. Tentunya dengan pengawasan dari para pejabat dan pengasuh. Seperti menerapkan belajar bersama antara kakak dan adik, karena di ATKP Makassar.
"Belajar bersama ini di rentan waktu setelah makan malam dan apel malam. Dalam belajar bersama ini, kami akan sisipkan semacam motivasi sedikit candaan supaya tidak tegang. Ini dilakukan, agar sebelum tidur mereka sedikit ceria, tidak jenuh belajar seharian," tutupnya.