RAKYATKU.COM, KUALA LUMPUR - Gadis 13 tahun ini gelisah. Bolak-balik dia di Taman Melawati, depan KL School.
Waktu menunjukkan pukul 18.50 waktu Kuala Lumpur, namun ibunya belum juga muncul.
Tiba-tiba seorang pria mengenakan kaus terang, celana panjang, dan topi hitam menghampirinya.
"Dek, saya diminta ibumu untuk menjemputmu," ujar pria itu.
Merasa aneh dengan situasinya, gadis 13 tahun itu bertanya, "Siapa nama ibu saya om?"
Pria itu tidak bisa menjawab. Dia segera meraih ransel gadis itu dan memerintahkannya untuk mengikutinya pulang.
"Ayo cepat, ibumu menunggu," ajaknya.
Namun, sekali lagi gadis itu bertanya kepadanya siapa nama ibunya. Lelaki itu terdiam sejenak, menatap gadis itu, lalu melepaskan tasnya dan berjalan pergi.
Pada pukul 19.10, ibunya tiba. Gadis itu menceritakan segalanya. Setelah ibunya memberi tahu sekolah, mereka menyarankan untuk membuat laporan polisi.
Alasan dia membuat laporan, adalah bahwa dia takut keselamatannya di masa datang.
Pada saat yang sama, ia berharap sekolah dapat meningkatkan keamanan terutama pada jam-jam, ketika siswa dijemput dan diturunkan.
Kasus penculikan marak di Malaysia. Polis Diraja Malaysia (PDRM) mengungkapkan, setiap hari, 4 anak hilang di Malaysia.
"Meskipun sebagian besar kasus, terjadi bukan karena penculikan tetapi anak-anak yang melarikan diri dari rumah, kami sering melihat berita penculikan atau percobaan penculikan di Malaysia," ujar juru bicara PDRM.
Tahun lalu, seorang gadis berusia 4 tahun hampir diculik di AEON di Kepong. Pada 2016, 12 tersangka ditangkap karena menculik seorang anak lelaki berusia 17 tahun di Penang.
Asst Comm Ong Chin Lan dari divisi Investigasi Seksual, Wanita dan Anak Polisi Kerajaan Malaysia (D11), menyarankan orang tua untuk tidak beralih ke media sosial terlebih dahulu, jika penculikan anak benar-benar terjadi.
Dia memberitahu The Star, "Jika ada kemungkinan penculikan, jangan ributkan (itu), mengajukan laporan polisi terlebih dahulu."
"Begitu Anda menjadikannya viral, para penculik akan menyadari bahwa berbahaya untuk menghubungi keluarga, dan mungkin menyerah serta membunuh anak itu," lanjutnya.
Pada saat yang sama, penting untuk mendidik anak-anak tentang cara merespons situasi berbahaya.
Gadis 13 tahun yang membuat laporan di atas, cukup berhati-hati untuk memverifikasi identitas orang dewasa.
Jika dia tidak begitu berhati-hati, hal-hal akan berubah sangat berbeda.