Sabtu, 09 Februari 2019 23:27

Begini Bahaya Plastik Versi PKK SulselĀ 

Eka Nugraha
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Begini Bahaya Plastik Versi PKK Sulsel 

Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulsel, Liestiaty Fachrudin Nurdin hadiri acara Peringatan Hari Kanker Sedunia (HKS).

RAKYATKU. COM, MAKASSAR— Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulsel, Liestiaty Fachrudin Nurdin hadiri acara Peringatan Hari Kanker Sedunia (HKS). Kegiatan ini diselenggarakan di Wisma Negara Makassar, Sabtu (9/2/2019). 

Liestiaty Fachrudin Nurdin menyatakan mendukung upaya pencegahan kanker, salah satunya dengan pengurangan penggunaan sampah plastik.

"Wah, dampaknya pada kesehatan kalau untuk manusia. Makanya, salah satunya ini belum terlalu rinci diteliti, tapi kanker sekarang bertambah banyak dan juga kalau penelitian mengenai tumor yang terdapat di usus ikan itu sudah ada,"ungkapnya.

Peringatan HKS juga dirangkaikan dengan seminar nasional dan simposium ilmiah, mengangkat tema Pencemaran Limbah Mikro Plastik dengan Bahaya Kanker di Indonesia.

Asisten (II) Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Pemrov Sulsel yang mewakili Gubernur Sulsel, Muhammad Firda pun menyambut baik kegiatan tersebut. 

“Kegiatan ini dijadikan sebagai bentuk upaya menurunkan angka penyakit dan angka kematian akibat kanker di Provinsi Sulsel,” ucap Firda.

Data Globacan mengungkap, pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian. Dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia alami kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.

Adapun angka kasus kanker di Indonesia (136,2/100.000 penduduk) berada di urutan ke-8 di Asia Tenggara, dan ke 23 di Asia. Angka kasus tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yakni sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, dan dikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.

“Pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yakni kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Antara lain deteksi dini kanker pada perempuan usia 30-50 tahun,” sebutnya.

Dalam seminar tersebut, yang bertindak sebagai pembicara yakni, Prof Dr Aru W Sudoyo, Sp. PD KHOM, dengan materi Beban Kanker Global dan Faktor-faktor Risiko. Prof dr. Irawan Yusuf PhD dengan materi Mikroplastik dan Kanker pada Manusia, dan dr Slamet, MPH dengan Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Kanker.