Rabu, 06 Februari 2019 22:01

Adik Ungkap Kejanggalan Kematian Arfan yang Dibunuh Empat Bersaudara

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana sidang kasus pembunuhan M Arfan di PN Makassar beberapa waktu lalu.
Suasana sidang kasus pembunuhan M Arfan di PN Makassar beberapa waktu lalu.

Keluarga menemukan kejanggalan dalam kasus pembunuhan terhadap Arfan. Pembunuhan dilakukan empat bersaudara.

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Keluarga menemukan kejanggalan dalam kasus pembunuhan terhadap Arfan. Pembunuhan dilakukan empat bersaudara.

Jerry, adik Arfan, mengungkapkan beberapa kejanggalan saat menjadi saksi pada sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Makassar, Rabu (6/2/2019).

Diungkapkan Jerry, sebelum penikaman terjadi, ia melihat kakaknya dikeroyok Syamsir bersaudara bersama puluhan rekan lainnya. Pengeroyokan itu merupakan buntut kesalahpahaman dari tabrakan motor yang melibatkan adiknya yang kembar, Wawan dan Riswin sekitar pukul 20.30 Wita, Sabtu (11/8/2018). 

"Dia minta tolong. Masih sadar, masih bisa ngomong lalu dibawa ke rumah sakit. Yang bawa ke rumah sakit keponakan saya. Dia tergeletak, dia dihantam dengan teman pelaku pakai balok," kata Jerry di hadapan majelis hakim yang diketuai Basuki Wiyono. 

Jerry mengatakan Syamsir memang menancapkan sebelum lah badik tepat di dada kiri korban. Lalu yang dimaksud lelaki yang memukul kakaknya pakai balok adalah Suardi, adik dari Syamsir Tobang. Selain itu, si kembar Wawan dan Riswin memukul Arfan masing-masing dengan menggunakan helm. 

Saat Arfan dikeroyok Alex keluarga Arfan sempat ingin membantu. Namun ia juga diserang si pengeroyok. Tak disangka, salah seorang yang mengeroyok Alex ialah seseorang bernama Umar, teman Jerry semasa duduk di bangku sekolah.

"Jarak saya hanya sekitar lima sampai tujuh meter. Umar yang menikam Alex. Umar waktu mencabut badik tidak bersama Syamsir. Umar berada di depan saya," sambung Jerry. 

Beruntung, peristiwa yang dialami Alex tidak sampai merenggut nyawanya. Namun baik Jerry maupun keluarganya mengaku heran mengapa sampai Umar tidak dijerat sebagai terdakwa. 

"Dulu sempat ditahan, tetapi dibebaskan. Saya heran sama Polsek Mariso. Kami berencana lapor kembali, kalau tidak bisa Polsek Mariso, langsung saja ke Polrestabes," kata Jerry.

Arfan (38) merupakan tulang punggung keluarga. Sesaat sebelum meninggal, ia bersama istrinya menjual bakso bakar di halaman rumah keluarganya di Jalan Banta-Bantaeng, Kelurahan Mandala, Kecamatan Mariso, Kota Makassar. 

Kemenakan korban, Yuli mengatakan bahwa peristiwa bermula ketika Wawan dan Riswin yang saling berboncengan tertabrak motor oleh pengendara motor bernama Haidir. Tabrakan terjadi lantaran saat hendak berbelok ke arah kanan, motornya menyalakan lampu zein kiri.

Saat tabrakan terjadi kedua motor itu menyerempet Alwi, kerabat Arfan yang saat itu sedang menelepon di dekat jalan. Cekcok sempat terjadi saat itu karena tidak ada yang ingin mengalah. Polisi sempat melerainya hingga Wawan dan Riswin pulang. 

"Saya sempat lerai bilang sudahmi," kata Yuli. 

Namun tak berselang lama, kedua bersaudara itu kembali dengan puluhan massa di antaranya Syamsir yang menancapkan badik ke dada Arfan hingga maut merenggut nyawanya.