Rabu, 06 Februari 2019 17:48

"Surga Tempatmu Nak", Ibu Aldama Putra Tak Kuasa Menahan Air Mata

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana pemakaman Aldama Putra Pongkala, Rabu (6/2/2019).
Suasana pemakaman Aldama Putra Pongkala, Rabu (6/2/2019).

Rabu 6 Februari 2019, Taruna tingkat satu ATKP Makassar, Aldama Putra Pongkala (19) dimakamkan di pemakaman keluarga TNI AU, Kabupaten Maros.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Rabu 6 Februari 2019, Taruna tingkat satu Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra Pongkala (19) dimakamkan di pemakaman keluarga TNI AU, Kabupaten Maros.

Tangis haru keluarga mengiringi kepergian taruna dengan jabatan Capt. Course D-III LLU XII Alpha di ATKP Makassar itu.

Sebelum diantar ke pemakaman, dilakukan upacara pelepasan di rumah duka Almada, di perumahan kompleks Auri Lanud Hasanuddin.

Puluhan teman dan senior-seniornya di ATKP juga hadir untuk mengantar ke tempat peristirahatan terakhirnya. Teman seperjuangannya di ATKP Makassar tetap berusaha tegar meskipun raut wajahnya tidak bisa membohongi kalau mereka sangat kehilangan Aldama.

Ayah Aldama, Pelda Daniel hanya bisa tunduk lesu di sebuah kursi sambil menahan air matanya. Dia berusaha terlihat tegar di hadapan keluarga dan teman Aldama yang hadir.

Di dalam rumah, ibu Aldama, Maryatim terus berada di samping peti jenazah Aldama. Berbeda dengan suaminya, Maryatim tidak peduli, air matanya terus tumpah dan tidak ingin jauh-jauh dari peti jenazah anak kesayangannya itu.

Wajar saja, Aldama Putra merupakan anak satu-satunya, hasil pernikahannya dengan Pelda Daniel. Ia berharap Aldama bisa menjadi penerus ayahnya yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Namun kenyataannya, Almada pergi untuk selama-lamanya.

Upacara penyerahan jenazah telah selesai. Peti jenazah Aldama diangkat oleh taruna-taruni ke atas mobil ambulance. Sang ibu pun ikut dari belakang. Di atas mobil, ia tetap mendampingi Aldama.

Ratusan warga mengantar Aldama ke tempat peristirahatan terakhirnya. Bahkan, sejumlah siswa-siswi dari sekolah SMA Angkasa juga turut mengantar. Ya, Aldama merupakan alumni dari SMA Angkasa tersebut, ia dikenal baik selama sekolah di sana.

Jenazah pun tiba di tempat pemakaman keluarga TNI AU Padangalla. Peti jenazah kemudian diangkat turun dari atas mobil. Siswa-siswi Aldama melihat peti jenazah mereka pun tak bisa tahan air matanya.

Di lokasi pemakaman, cuaca cukup mendung, namun panas matahari masih menyengat hingga ke kulit. Pengantar jenazah tak peduli, terutama ayah dan ibunya.

Peti jenazah Aldama sudah waktunya untuk diturunkan kedalaman liang lahat. Ibu Aldama terus berada di samping kuburan, melihat anaknya untuk terakhir kalinya.

Maryati yang memakai jilbab hitam dan baju hitam memegang tasbih dan memeluk foto Aldama sambil mengeluarkan air mata.

Kalimat "Lailahaillallah" terus keluar dari mulut ibunya bersamaan dengan air mata menetes dari kedua matanya. Teman seangkatan Aldama terus berada di samping ibunya memberikan semangat agar tetap tegar menghadapi kenyataan itu.

Peti jenazah Aldama telah selesai ditimbun tana. Maryati masih terus mengeluarkan air matanya. Suaranya semakin keras mengucapkan kalimat tasbih tersebut.

"Allah bersamamu nak, surga tempat mu nak" teriak ibu Aldama sambil dipeluk oleh tiga orang taruni.

Setelah itu, Ibunya bersama keluarganya mengaburkan bunga dan menyiram air ke atas kuburan. Mereka kemudian berdoa di atas kuburan Aldama sambil membacakan surat al-fatihah.