Rabu, 06 Februari 2019 15:12

Fakta-fakta Mengerikan Taruna ATKP Makassar Tewas di Tangan Senior

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Aldama Putra semasa hidup. Ist
Aldama Putra semasa hidup. Ist

Dunia pendidikan kembali tercoreng. Aldama Putra (19), taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar tingkat satu, tewas di kampusnya.

RAKYATKU.COM - Dunia pendidikan kembali tercoreng. Aldama Putra (19), taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar tingkat satu, tewas di kampusnya.

Kasus tersebut menjadi sorotan sejak kemarin hingga hari ini Rabu, (6/2/2019). Dirangkum Rakyatku.com, berikut fakta-fakta kematian Aldama:

1. Aldama anak tunggal

Aldama Putra merupakan anak tunggal dari dari pasangan anggota TNI AU, Pelda Daniel dan Maryatim. 

2. Aldama tewas dianiaya seniornya

Menurut Pelda Daniel, awalnya pihak ATKP Makassar mengatakan bahwa Aldama meninggal karena jatuh di dalam kamar mandi. Namun, keluarga korban tidak percaya karena melihat luka lebam di sekujur tubuhnya.

Pihak kampus kemarin bilang kalau anak saya meninggal karena jatuh di dalam kamar mandi tapi saya tidak percaya, karena ada luka-luka lebam di sekujur tubuhnya," kata Pelda Daniel

Rupanya, Aldama tewas karena dianiaya oleh seniornya sendiri. Korban dianiaya di dalam ruangan seniornya dengan disaksikan teman-teman seangkatannya.

3. Ada luka lebam di tubuh Aldama

Orang tua Aldama, Pelda Daniel mengatakan, saat melihat jenazah Aldama, terdapat luka di badan anaknya.

"Saya periksa semua badannya, ada luka-luka di kepalanya, jidatnya, sama memar di perut dan tangannya. Saya berfikir tidak wajar kematian anak saya. Namun pihak ATKP mengatakan anak saya jatuh di kamar mandi," kata Daniel.

4. Satu senior terbukti menganiaya Aldama

Dalam kasus ini, Polrestabes Makassar menetapkan satu tersangka. Adalah Muhammad Rusdi tingkat 2 senior Aldama di kampus.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo, mengatakan Aldama dianaiya oleh Muhammad Rusdi di dalam sebuah ruangan seniornya.

"Kami telah menetapkan satu tersangka berinisial MR (21) taruna tingkat 2, kami tetapkan MR sebagai tersangka setelah kami periksa sebanyak 22 saksi yang berada di lokasi mulai dari kemarin periksa," kata Wahyu Dwi Ariwibowo, di Polrestabes Makassar, Selasa (5/2/2019).

5. Penyebab Aldama dianiaya hingga tewas

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo mengatakan, penyebab penganiayaan dilakukan oleh Muhammad Rusdi kepada Aldama karena korban saat masuk ke dalam kampus tidak memakai helm dan dilihat oleh senior-seniornya.

"Aldama dilihat oleh senior-seniornya masuk ke dalam kampus tidak menggunakan helm setelah bermalam di luar, kemudian Muhammad Rusdi memanggil korban ke dalam asrama alfa barak kamar bravo 6," ujar Wahyu Dwi Ariwibowo.

6. Senior panik usai menganiaya Aldama

Aldama pun menghadap ke senior-seniornya yang sudah menunggu di dalam kamar bravo 6 tersebut. Muhammad Rusdi langsung melakukan tindakan fisik berupa memerintahkan korban untuk melakukan sikap tobat.

"Sikap tobat itu berupa kedua kaki dilebarkan, badan membungkuk ke depan dengan kepala sebagai tumpuan ke lantai dengan kedua tangan berada di pinggang belakang setelah itu Aldama disuruh berdiri dan dipukul," kata Wahyu Dwi Ariwibowo.

Saat berdiri, Muhammad Rusdi melayangkan pukulan ke arah bagian dada beberapa kali. Setelah Aldama dipukul di bawah dada, korban kemudian oleng dan langsung jatuh pingsan.

"Melihat kejadian itu, Muhammad Rusdi dan senior-seniornya serta junior yang ada di ruangan itu panik. Sehingga mereka memberikan pertolongan pertama dengan cara memberikan napas bantuan," bebernya.

Karena napas bantuan yang diberikan kepada Aldama tidak berhasil, senior-seniornya yang sudah panik kembali memberikan minyak kayu putih untuk menyadarkan korban, namun masih tidak berhasil.

"Mereka kemudian memanggil pihak poliklinik kampus, kemudian membawa korban ke rumah sakit sayang rakyat, namun nyawa korban tidak dapat diselamatkan, korban meninggal dalam perjalanan," tutupnya.

7. Aldama setiap hari dipukul

Jauh sebelum insiden itu, Aldama rupanya sering mendapatkan perlakuan kasar dari senior-seniornya.

Menurut orang tua Aldama, Pelda Daniel, ia mendapatkan informasi dari temannya bahwa Aldama sering dipukul oleh senior-seniornya.

"Ada temannya jadi tempat curhat, katanya setiap hari ia dipukuli oleh senior-seniornya di dalam, saya heran kenapa anak saya ini tidak cerita sama saya," kata Pelda.

Bahkan, Aldama pernah cerita kepada temannya bahwa dia pernah dikeroyok oleh teman-temannya. Parahnya, senior-seniornya yang ada saat kejadian hanya menonton.

8. Pesan terakir Aldama sebelum meninggal

Sehari sebelum kepergian untuk selama-lamanya, Aldama masih diantara sang ayah, Pelda Daniel ke kampus. Di situ, Aldama memberikan penghormatan terakhirnya kepada Daniel.

"Saat turun di motor Aldama hormat sama saya dan peluk saya, sambil bilang ‘hati-hati di jalan pak’. Saya balas, ‘baik-baik kamu disini nak’. Setelah itu ada teman lettingnya datang juga diantar orangtuanya, ia masuk berjalan bersama lettingnya itu," kata Daniel saat ditemui di rumah duka, Selasa (5/2/2019). 

9. Jenazah Aldama mengeluarkan air mata

Sejumlah keluarga dan teman almarhum berdatangan, melihat kondisi terakhir korban sebelum dimakamkan.

Salah satu tetangga yang melihat jenasah Aldama di dalam peti mayat, Nur Aini melihat jenazah mengeluarkan air mata.

"Saya melihat dia (Aldama) mengeluarkan air mata di peti mati," ucap Nur Aini, Selasa (5/2/2019).

10. Aldama anak penurut

Orang tua Aldama, Pelda Daniel mengatakan, keseharian Aldama sangat ceria tidak pernah membantah perintah dari kedua orang tuanya. Salah satunya ia tidak menolak saat akan dimasukkan sekolah dalam kampus ATKP.

"Dia anaknya sangat penurut sama orang tua, tidak pernah menolak kalau ada disuruh, selalu bilang siap pak siap pak, dan langsung pergi, saya sangat sayang sama anak saya itu pak," ucapnya.