Selasa, 05 Februari 2019 18:30

Hadiri Deklarasi Cijantung, Agum Gumelar Terkesan Pernah Ditraktir Jokowi di Pinggir Jalan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Agum Gumelar (kiri) bersama Judika dalam sebuah kesempatan baru-baru ini.
Agum Gumelar (kiri) bersama Judika dalam sebuah kesempatan baru-baru ini.

Sama-sama pernah menjadi Danjen Kopassus tak membuat Agum Gumelar mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Buktinya dia menghadiri deklarasi relawan Bravo Cijantung untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

RAKYATKU.COM - Sama-sama pernah menjadi Danjen Kopassus tak membuat Agum Gumelar mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Buktinya dia menghadiri deklarasi relawan Bravo Cijantung untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

Acara itu berlangsung di Bambu Restoran, Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2019). Dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf ditandai pembacaan deklarasi dari putra putri kompleks Cijantung. 

"Dengan ini menyatakan ketegasan tekad untuk mendukung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Kami hanya membutuhkan pemimpin yang memiliki rekam jejak masa lalu yang bersih," bunyi deklarasi itu.
 
"Pemimpin yang antikorupsi. Pemimpin yang tegas, jujur, amanah, serta dapat membuat perubahan ke arah Indonesia yang lebih baik. Kami hanya mendukung pemimpin yang telah memperlihatkan kerja dan prestasi yang nyata. Bukan yang lain," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, mantan panglima Kodam VII Wirabuana itu menceritakan perjalanannya selama masih aktif sebagai anggota TNI dan tinggal di Cijantung hingga 1997. Cerita itu dilanjutkan dengan awal perkenalan Agum dengan Jokowi pada 2011.

Saat itu Agum sedang menjabat ketua umum PSSI dan sedang menyiapkan kongres di Solo. Di sana dia melihat sosok Jokowi yang menurutnya sederhana.

"Selama 10 hari dengan beliau, wali kotanya kayak bukan wali kota. Sederhana sekali. Tidak pernah ada pengawal. Nanti kalau sudah siang pak Jokowi ajak makan pinggir jalan," kenang Agum seperti dikutip dari Detikcom.

Saat ini, Agum Gumelar masih menjabat ketua umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI-Polri (Pepabri). Namun, dia menegaskan organisasi itu tetap netral. Setiap anggota Pepabri bebas menyatakan pilihannya secara individu.

"Saya sudah koordinasi dengan PPAD, PPAL, dan PPAU Polri dan Veteran bahwasanya kita sebagai organisasi Pepabri, PPAD PPAL, PPAU sebagai satu kelembagaan kita akan bersikap netral sebagai lembaga," kata Agum.

Agum meminta perbedaan pilihan dalam antara anggota Pepabri tak berlarut hingga pemilu berakhir. Dia pun meminta perbedaan itu selesai saat pemilu usai.

"Penekanan saya adalah perbedaan memilih ini sifatnya sementara. Perbedaan memilih ini harus berakhir dan akan berakhir ketika pilpres berakhir. Begitu pilpres berakhir tidak ada lagi perbedaan. Hormati apapun yang menjadi keputusan demokrasi," ucapnya.