Selasa, 05 Februari 2019 18:05

Hasil Penelitian: Pria yang Dikebiri Berumur Panjang, Bisa Sampai 100 Tahun

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI (FOTO: PIXABAY.COM)
ILUSTRASI (FOTO: PIXABAY.COM)

Ada penelitian mengejutkan tentang harapan hidup di dunia. Ternyata laki-laki yang dikebiri bisa hidup lebih lama, hingga 100 tahun.

RAKYATKU.COM - Ada penelitian mengejutkan tentang harapan hidup di dunia. Ternyata laki-laki yang dikebiri bisa hidup lebih lama, hingga 100 tahun.

Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir data harapan hidup rata-rata saat lahir bagi penduduk dunia adalah 72 tahun di tahun 2016.

Ketika dipilah berdasarkan jenis kelamin, angkanya adalah 74 tahun dua bulan untuk perempuan dan 69 tahun delapan bulan untuk laki-laki.

Menurut sensus tahun 2010, Amerika Serikat memiliki 53.364 penduduk yang berusia di atas 100 tahun. Hanya 9.162 orang berjenis kelamin laki-laki, sementara 44.202 adalah perempuan.

Berdasarkan data yang ada, perempuan rata-rata hidup lebih panjang dibandingkan laki-laki. Setidaknya ada tiga penyebabnya sebagai berikut seperti dikutip dari BBC via Detikcom:

1. Gen

Human Mortality Index saat ini memiliki informasi 40 negara, termasuk data tentang Swedia dan Perancis yang berasal dari tahun 1751 dan 1816. Tetapi dari negara-negara seperti Jepang dan Rusia, data baru tersedia pada pertengahan abad ke-20.

Meskipun demikian, bagi semua negara pada setiap tahun di bank data, harapan hidup perempuan saat lahir melampaui harapan hidup laki-laki. Sepertinya, sejak permulaan, laki-laki dikalahkan karena susunan gennya.

"Embrio laki-laki meninggal pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan embrio perempuan," kata Profesor David Gems dari University College London.

Salah satu alasannya kemungkinannya karena peran yang dimainkan kromosom yang menentukan jenis kelamin kita.

"Jika Anda memiliki cacat genetis di kromosom X dan jika Anda seorang perempuan, maka Anda memiliki persediaan. Tetapi jika Anda laki-laki, Anda tidak memiliki penggantinya," kata David Gems berbicara dengan Crowd Science program radio BBC.

"Anak laki-laki 20-30 persen lebih berkemungkinan meninggal saat masa akhir kehamilan. Mereka juga 14 persen lebih berkemungkinan dilahirkan lebih cepat. Bayi laki-laki cenderung lebih besar dan lebih berisiko mengalami cedera saat lahir," kata Lorna Harries, pengajar di Exeter University.

2. Hormon

Selama masa remaja, anak laki-laki dan perempuan tumbuh menjadi pria dan perempuan karena perubahan hormon. Testosteron, yang membuat tubuh lebih besar dan kuat menyebabkan sejumlah hal yang dipandang sifat kebanyakan laki-laki, seperti suara yang lebih dalam dan dada yang lebih berbulu.

Tingkat kematian meningkat di antara pria saat terjadi lonjakan testosteron, yang terjadi pada periode terakhir masa remaja.

Para ahli mengatakan hal ini kemungkinan disebabkan pria melakukan kegiatan berisiko seperti berkelahi, mengendarai sepeda dan mobil dalam kecepatan tinggi, selain bunuh diri.

Beberapa tahun lalu, ilmuwan Korea Han-Nam Park menganalisa catatan rinci Imperial Court, Chosun Dynasty dari abad ke-19. Dia mengkaji rincian tentang 81 laki-laki yang dikebiri, yang testisnya dicabut saat masa puber.

Analisanya mengungkapkan orang kasim hidup sampai sekitar umur 70 tahun-sementara rata-rata usia hidup pria di istana adalah hanya 50 tahun. Tiga pria yang dikebiri bahkan dapat merayakan ulang tahun ke-100.

Meskipun tidak semua kajian jenis orang kasim lainnya menunjukkan perbedaan yang begitu besar, secara umum sepertinya manusia (dan binatang) tanpa testis memang lebih lama masa hidupnya.

Hormon seks perempuan, estrogen juga dipandang sebagai "antioksidan", yang berarti menghilangkan unsur kimia beracun penyebab stres sel.

Dalam percobaan pada binatang, betina yang kekurangan estrogen cenderung tidak hidup selama yang tidak dioperasi - kebalikan dari keadaan pria yang dikebiri.

Para peneliti di Spanyol mengajukan sebuah makalah pada tahun 2005 yang menyatakan estrogen meningkatkan gen terkait dengan umur panjang, termasuk yang terkait dengan enzim antioksidan.

3. Gaya hidup

Di daerah di mana terjadi konflik, harapan hidup pria menurun. Tetapi pada beberapa wilayah dimana perawatan kesehatan tidak memadai, banyak perempuan meninggal saat melahirkan.

Beberapa faktor seperti merokok, alkohol, dan kebanyakan makan kemungkinan salah satu alasan mengapa ukuran kesenjangan jenis kelamin beragam di berbagai negara. Pria Rusia kemungkinan meninggal 13 tahun lebih cepat, contohnya, sebagian karena berlebihan minum alkohol.

Tetapi ini bukan hanya kelebihan satu sisi saja. Meskipun perempuan hidup lebih panjang, mereka lebih menderita karena penyakit, terutama pada akhir kehidupan. Perempuan dari umur 16 sampai 60 tahun lebih berkemungkinan mengunjungi dokter dibandingkan laki-laki pada usia yang sama di sejumlah negara.

Steven N Austad dan Kathleen E Fischer dari University of Alabama mengatakan lewat sebuah tulisan di jurnal biomedika Cell Press bahwa dalam masyarakat Barat, perempuan lebih sering mendatangi dokter, memakan obat, dan tidak bekerja karena alasan kesehatan. "Di samping lebih lama di rumah sakit dibandingkan laki-laki," katanya.