Senin, 04 Februari 2019 23:35

Begini Prediksi Ekonomi di Tahun Babi Tanah 2019

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Yonggris Lao (kanan).
Yonggris Lao (kanan).

Ketua Persatuan Umat Budha (Permabudhi) Sulawesi Selatan, Yonggris Lao mengatakan, tahun babi merupakan tahun penuh peluang Ekonomi. 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ketua Persatuan Umat Budha (Permabudhi) Sulawesi Selatan, Yonggris Lao mengatakan, tahun babi merupakan tahun penuh peluang Ekonomi. 

"Jadi zamannya di tahun ini, siapa yang bisa melihat peluang itu  dengan jeli dan menangkap dengan cepat, maka dia yang akan menang,  dan akan sukses," ungkapnya saat dihubungi Rakyatku.com. Senin,  (4/2/2019).  

Menurutnya, peluang tersebut tercipta sangat besar. Namun sangat cepat berlalu. Jadi orang yang lambat bereaksi atau lambat merespons akan tergilas.  

"Tidak seperti dulu, bisnis itu bisa bertahun-tahun baru turun. Ini sekarang bisa cepat sekali, kalau orang tidak cepat ambil, maka akan lewat cepat sekali. Itu yang akan terjadi di tahun babi," tuturnya.  

Mengantisipasi hal tersebut, kata Yonggris, orang-orang harus membuat tim yang solid dan responsif terhadap segala perubahan yang terjadi. Sehingga selalu mampu memantau perkembangan yang ada.  

Sementara itu, secara umum, pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini,  moderat seperti tahun-tahun lalu. Inflasi akan semakin terkendali baik. Ekonomi Indonesia berada diantara 4 - 5 persen.

"Sedangkan kondisi saat ini, memaksa semua orang menjadi pebisnis bukan jadi pekerja. Sebab peluang bisnis ini makin terbuka dengan adanya bisnis online. Tergantung orang mau tidak menangkap peluang bisnis yang ada," tukasnya.  

Senada dengan itu, Yonggris mengatakan, babi merupakan simbol yang baik. Untuk itu tahun ke depan ini, hubungan antara negara terlaksana dengan baik. Khususnya hubungan Amerika dengan Tiongkok.  

"Persaingan tidak sekeras di tahun 2018, seperti perang dagang. Kita melihat tahun ke depan ini menjadi tahun yang lebih bagus, Amerika masih akan menikmati pertumbuhan ekonominya dari hasil proteksi yang telah dilakukan selama ini," jelasnya.  

Sekalipun kata dia, sistem ekonomi yang diterapkan Donald Trump,  tidak baik untuk jangka panjang. Namun hubungan baik antara Amerika dan Tiongkok, akan membuat kondisi ekonomi dunia menjadi lebih baik dari tahun 2018. 

Jika tidak ada masalah-masalah besar, seperti perang dunia, maka saham-saham yang anjlok pada tahun 2018 lalu, akibat proteksi ekonomi Amerika, maka pada tahun 2019 ini akan kembali baik.  

"Saat ini, sudah mulai terlihat nilai Dolar sudah mulai kembali normal, dan hubungan Amerika dan Tiongkok juga mulai bagus, sehingga kita yakin ekonomi juga akan semakin baik," katanya.  

"Kita berharap tahun 2019 ini, performance dari perusahaan-perusahaan kembali baik, sehingga ke depan saham mereka akan naik. Kemungkinan besar akan seperti itu," pungkasnya.