Selasa, 05 Februari 2019 08:15

"Dia Mata-mata," Alasan OPM Habisi Sugeng Efendy

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sugeng Efendy
Sugeng Efendy

Sugeng Efendy ditembak anggota gerombolan pemberontak Papua Barat. Alasannya, Sugeng dituduh mata-mata.

RAKYATKU.COM, PAPUA - Sugeng Efendy mengembuskan napas terakhir. Tukang ojek yang juga penjaga kios di Mulia, Puncak Jaya itu, ditembak dari jarak dekat, pada Sabtu (2/2/2019), sekitar pukul 17.49 WIT.

Saat itu, Sugeng tengah menjaga kios di depan SMU Negeri 1 Mulia, di Kampung Wiyukwi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.

Usai mengeksekusi Sugeng, penembak itu pun melarikan diri.

Organisasi Papua Merdeka (OPM), menjadi pihak yang bertanggung jawab di balik penembakan dari jarak dekat itu.

Alasan mereka membunuh Sugeng, karena dia adalah mata-mata. Itu diungkap salah satu simpatisan OPM, Mellq di akun Facebook TPNPB atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

"Itu intel. Ko pikir OPM bunuh sembarang orang seperti TNI-Polri kah?" tulis Mellq.

Jasad Sugeng Efendi, sudah diterbangkan ke kampung halamannya di Probolinggo, Jawa Timur. Jasad Sugeng, rencananya dimakamkan di sana.

Sugeng saat ditangani tenaga medis RSUD Mulia, Puncak Jaya.

Jasad Sugeng diterbangkan dari Bandara Mulia menuju ke Bandara Sentani. Setelah itu jasadnya kembali diterbangkan ke Bandara Juanda Surabaya hingga akhirnya diantar ke Probolinggo.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Ary Purwanto mengatakan, empat orang keluarga ikut mendampingi jasad korban untuk diantar menuju kampung halaman.

"Kami telah mendampingi keluarga untuk mengurus jenazah hingga bisa diberangkatkan menuju ke kampung halamannya dan mudah-mudahan ini menjadi kejadiannya yang terakhir kalinya terhadap manusia yang tidak berdosa ini," ujar Ary seperti dilansir Detik, Senin (4/2/2019).

Ary ikut terbang dengan didampingi keluarga dan Wakapolres Puncak Jaya Kompol M Kuswicaksono. Sebelum diterbangkan ke Probolinggo, jasad Sugeng disemayamkan di Masjid Muhajiddin.

Sekitar pukul 08.30 WIT, jasad korban diterbangkan ke Bandara Sentani menggunakan pesawat Trigana Air dengan nomor pesawat PK-YRU. 
Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Juanda Surabaya hingga akhirnya dikebumikan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.