RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pimpinan BNI Kantor Wilayah (Kanwil) Makassar, Faizal Arief Setiawan buka suara terkait dugaan oknum pegawai BNI yang menguras uang seorang nasabah hingga miliaran rupiah. Hal ini menanggapi kasus yang dialami nasabah bernama Muhammad Sahlan Rahim.
Faizal Arief Setiawan mengaku sudah mendapatkan laporan tersebut. Untuk itu, pihaknya sementara mengusut lebih dalam terkait keterlibatan oknum pegawainya tersebut.
"Ini memang sebuah masalah, akan tetapi kami tidak melihatnya sebagai suatu yang masalah yang besar namun penting yah," ujar Faizal Arief Setiawan kepada awak media di Hotel Horison, Senin (4/2/2019).
Dijelaskan, sebenarnya permasalahan tersebut tidak ada hubungannya dengan pihak BNI. Sebab, keduanya memiliki hubungan yang dekat. Nasabah memberikan kewenangan kepada oknum pegawai BNI untuk memegang semua ATM untuk dikelola uangnya.
"Yang terjadi di sini adalah penyalahgunaan sisi profesionalitas sebagai seorang karyawan. Dan sistem di BNI sudah bagus namun sistem apapun bisa dibobol oleh orang," jelasnya.
Menurutnya, tidak ada penyalahgunaan atau pembobolan uang nasabah BNI. "Kami jamin tidak ada masalah dengan sistem keamanan di BNI, kami juga masih meyakini security kami di sisi dana masih aman," tegasnya.
Khusus untuk nasabah yang sudah melaporkan kejadian tersebut ke polisi, pihaknya siap mendukung jika memang terbukti pegawainya bersalah.
"Apabila kepolisian membutuhkan data-data, maka kami siap akan memberikan data. Kami mensupport dengan memberikan data-data yang dibutuhkan polisi dalam penyidikan, kami tidak pernah menghalangi untuk mengambil jalur hukum," tutupnya.
Diberitakan, Muhammad Sahlan Rahim melaporkan seorang pegawai BNI berinisial CG ke Polda Sulsel pada 1 Februari 2019.
"Yang kami laporkan cuma Rp 100 juta itu yang ada buktinya sekarang. Tapi kami merasa klien saya rugi Rp3 miliar lebih, ini harus diusut," ujar kuasa hukum Muhammad Sahlan, Rezki Azis pada akhir pekan lalu.
Rezki Azis menjelaskan, kejadian sudah berlangsung mulai 2014. Saat itu, katanya, Muhammad Sahlan Rahim jadi nasabah bank BNI. Ia kemudian ketemu dengan pegawai berinisial CG tersebut.
Singkat cerita, Muhammad Sahlan Rahim kemudian dekat dengan CG. Sahlan akhirnya memberikan kepercayaan kepada CG untuk mengelola uangnya.
"Kebetulan saat itu klien saya tidak punya orang dekat untuk kelola uangnya, karena dia seorang kontraktor yang setiap saat punya proyek," jelasnya.
Namun, akhir tahun 2018, Muhammad Sahlan Rahim curiga karena setiap akhir tahun ia melihat di buku tabungannya ada transaksi yang keluar tanpa tak tau kemana uang tersebut.
"Karena setiap ada pengeluaran harus di tau oleh klien saya, tapi waktu 2018 ia melihat ada pengeluaran yang tidak jelas kemana. Bahkan ada uang yang ditransfer ke rekening lain yang ia tidak tau siapa rekening tersebut," ucapnya.