Minggu, 03 Februari 2019 17:25

Bantu Korban Banjir Jeneponto, Majelis Fikrul Mustanir Bawa Bendera Tauhid

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Majelis Fikrul Mustanir terpanggil untuk membantu korban banjir Jeneponto.
Majelis Fikrul Mustanir terpanggil untuk membantu korban banjir Jeneponto.

Majelis Fikrul Mustanir terpanggil untuk membantu korban banjir Jeneponto. Mereka mendirikan posko untuk penyaluran bantuan.

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Majelis Fikrul Mustanir terpanggil untuk membantu korban banjir Jeneponto. Mereka mendirikan posko untuk penyaluran bantuan.

Posko tersebut berdiri di depan Masjid Ridha Allah Kalukuang, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu.

Koordinator posko relawan Majelis Fikrul Mustanir, Abdul Rahman Akmal mengatakan sudah 10 hari menerima bantuan, baik berupa pakaian, makanan, dan minuman. 

Ada juga beberapa aliansi atau kelompok menitip amanahnya berupa uang.

"Di samping menerima bantuan bencana banjir relawan juga turun langsung membawakan paket ke setiap rumah yang kena dampak banjir yang terlebih dahulu dilakukan pendataan supaya tepat sasaran," kata Akmal, Minggu (3/2/2019).

Selain itu, kata Akmal, dalam membagikan paket bantuan ke korban yang terdampak banjir juga membawa bendera kaum muslimin bertuliskan kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah Muhammad Rasuulullah".

Menurutnya, yang berwarna putih Ar Roya dan yang hitam Al Liwa. Ini sebagai bentuk dakwah dan pengenalan bendera kaum muslimin di tengah umat.

"Kami selalu membawa bendera tauhid ketika turun bagi paket sebagai bentuk dakwah dan pengenalan ke masyarakat tentang bendera tersebut. Tujuannya supaya masyarakat tahu dan tidak fobia lagi terhadap simbol-simbol Islam," kata Akmal.

Fokus di lingkungan Kalukuang dan sekitarnya, bantuan untuk Desa Sapanang dan sekitarnya sudah banyak baik dari pemerintah sendiri maupun bantuan dari luar.

Posko Majelis Fikrul Mustanir rencananya ditutup seiring berakhirnya masa tanggap darurat bencana untuk Jeneponto.

Banjir bandang Jeneponto yang terjadi Selasa (22/1/2019) mengakibatkan banyak rumah rusak dan hanyut. Lima belas warga tewas. Sawah rusak, tambak garam, tambak ikan, dan kebun ikut jadi korban.