Jumat, 01 Februari 2019 14:57

Jokowi Perintahkan Konservasi Kawasan Gunung Bawakaraeng

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana rapat koordinasi BNPB dan Pemprov Sulsel, di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (1/2/2019).
Suasana rapat koordinasi BNPB dan Pemprov Sulsel, di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (1/2/2019).

Presiden RI, Joko Widodo, memerintahkan pihak terkait melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk melakukan konservasi kawasan Gunung Bawakaraeng dan Lompo Battang di Sulawesi Selatan.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Presiden RI, Joko Widodo, memerintahkan pihak terkait melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk melakukan konservasi kawasan Gunung Bawakaraeng dan Lompo Battang di Sulawesi Selatan. 

Kepala BNPB RI, Doni Monardo mengungkapkan, pihaknya telah mencanangkan program konservasi lahan sebagai upaya rehabilitasi wilayah pasca banjir. Doni mengatakan, metode agroforestri harus untuk mengurangi dampak alih fungsi lahan di Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang.

"Dari BNPB akan mendukung penuh instruksi presiden dan wapres, untuk mengembalikan fungsi konservasi," tutur Doni saat ditemui di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (1/2/2019).

Menurut Doni, untuk melakukan langkah itu, BNPB akan membentuk tim. Tim ini akan melakukan survei lebih dahulu selama sebulan. 

"Kalau program ini hanya sekadar program pemerintah semata, dan hanya dianggap proyek, pasti tidak akan berhasil. Kalau program ini akan digunakan sebagai program kolektif, akan berhasil dalam lima tahun," ujarnya.

Menurutnya, alih fungsi lahan hutan ditambah dengan perubahan cuaca yang ekstrem, dapat memberikan kerugian besar bagi masyarakat. 

"Perubahan iklim yang akibatkan hujan deras dan banjir, itu makin meningkat. Jadilah bencana yang diakibatkannya. Jawabannya cuman satu jagalah alam, maka alam akan jaga kita," tegas Doni.

Dalam rapat tersebut, Doni mengungkapkan besarnya dampak banjir di Sulsel disebabkan galian tambang dan maraknya alih fungsi lahan. 

"Yang pertama adalah alih fungsi lahan, dan yang kedua adalah tambang dan galian. Bayangkan, tujuh orang masih belum ditemukan, 69 meninggal, belasan ribu lahan pertanian terdampak dan tentunya secara ekonomi kerugian ini sangat besar," tutup Doni.