Jumat, 01 Februari 2019 14:30

Sok Jantan, Ini Fakta Menakutkan Hasil Penelitian terhadap Pria Dewasa

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kanker prostat dan kanker penis menjadi momok menakutkan bagi pria. (FOTO: PIXABAY.COM)
Kanker prostat dan kanker penis menjadi momok menakutkan bagi pria. (FOTO: PIXABAY.COM)

Hasil penelitian tentang kejantanan pria mengungkap fakta menakutkan. Satu dari lima pria diprediksi mengidap kanker sebelum berusia 75 tahun.

RAKYATKU.COM - Hasil penelitian tentang kejantanan pria mengungkap fakta menakutkan. Satu dari lima pria diprediksi mengidap kanker sebelum berusia 75 tahun.

Fakta itu ditemukan pada 2018 oleh sebuah badan penelitian asal Inggris. Konsep sosial kejantanan diketahui salah satu penyebab di balik lebih rentannya pria terhadap kanker dibandingkan wanita. Fenomena yang sama juga diamati di Asia.
 
Banyak pria merasa perlu unjuk kejantanan, mereka lebih cenderung mengadopsi gaya hidup tidak sehat, yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker dan menghiraukan tanda-tanda masalah kesehatan. 

"Waktu adalah faktor kunci dalam perawatan kanker, tetapi kami justru sering mendapati pasien pria yang menunda memeriksakan diri ke dokter hingga kanker mereka telah mencapai tahap lanjut," kata Dr Richard Quek, Senior Consultant - Medical Oncology dari Parkway Cancer Center (PCC) seperti dikutip dari Antara, Jumat (1/2/2019).

Para pasien pria tersebut umumnya beralasan, gejala-gejala yang mereka alami seperti letih berkelanjutan dan gangguan kemih hanya tanda penyakit ringan dan mereka harus kuat menghadapinya. Padahal, bila terus berlanjut, gejala-gejala tersebut dapat menjadi pertanda awal kanker pria, seperti kanker prostat dan penis.
 
"Semakin cepat kita mendiagnosis pasien, semakin baik pula prospek perawatan atau penyembuhan," katanya.
 
Kanker prostat adalah jenis kanker ketiga terbanyak di Indonesia setelah kanker paru-paru dan dubur. Sekitar 15 kasus ditemukan di setiap populasi berjumlah 100.000 orang, dan angka ini terus meningkat dengan cepat. 

Kanker prostat pada tahap awal umumnya muncul tanpa gejala. Namun, pada tahap lanjut, gejala-gejala seperti perubahan pola berkemih yakni lebih sering, sulit mulai atau berhenti, aliran lemah, serta munculnya darah pada air seni dan nyeri tulang dapat muncul.
 
Sebaliknya, kanker penis lebih jarang ditemui, tetapi akibatnya banyak orang juga tak familier dengan tipe kanker yang diasosiasikan dengan inveksi virus papiloma manusia (HPV) layaknya kanker serviks pada wanita. 

Ahli Urologi Parkway Hospitals Dr Poh Beow Kiong memaparkan sejumlah faktor risiko kanker prostat dan penis. Meningkatnya usia berperan besar terhadap kemunculan kedua kanker ini, demikian pula gaya hidup tidak sehat. 

"Obesitas, akibat pola makan tak sehat dan kurang olahraga, misalnya meningkatkan kemungkinan pria mengidap kanker prostat. Sedangkan, merokok, seks bebas dan infeksi HIV mempertinggi prospek kanker penis," ujarnya.
 
Untungnya, berkat laju perkembangan penyakit yang relatif lambat dan kemajuan dunia medis, kedua tipe kanker ini memiliki tingkat penyembuhan yang tinggi. 

“Yang penting, pasien harus mendapatkan diagnosis yang akurat untuk mengetahui tipe serta tahap kanker yang diidapnya, sehingga ia bisa mendapatkan rencana perawatan yang optimal, entah itu radiasi, operasi, atau lainnya,” lanjutnya.