Kamis, 31 Januari 2019 19:45

Tepis Sandiwara Uno Jilid II, BPN Prabowo-Sandi Kunjungi Kediaman Ilyas Dg Ngila

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kunjungi rumah pria berlumpur di bantaran Sungai Jeneberang Mallengkeri, Kota Makassar, Kamis, (31/1/2019).
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kunjungi rumah pria berlumpur di bantaran Sungai Jeneberang Mallengkeri, Kota Makassar, Kamis, (31/1/2019).

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kunjungi rumah pria berlumpur di bantaran Sungai Jeneberang Mallengkeri, Kota Makassar, Kamis, (31/1/2019).

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Tepis tudingan sandiwara Uno jilid II, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kunjungi rumah pria berlumpur di bantaran Sungai Jeneberang Mallengkeri, Kota Makassar, Kamis, (31/1/2019)

Tim pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 ini menerjunkan juru bicara BPN Sulawesi Selatan, Andry Arief Bulu mengklarifikasi tudingan rekayasa pria berlumpur saat Sandiaga Uno mengunjungi di permukiman borban banjir di Mallengkeri, Makassar, Sabtu (26/1/2019) lalu.

"Kami ingin meluruskan informasi terkait tudingan rekayasa lumpur di badan Pak Ilyas. Bapak ini membersihkan lumpur di rumahnya ketika Pak Sandi datang. Kalau orang membersihkan rumah, pasti badannya penuh lumpur," ujar Andry Arief

Andry Arief mengatakan, kedatangannya juga untuk menepati janji Sandiaga Uno untuk memberikan bantuan kepada korban banjir di bantaran sungai tersebut.

"Jadi kami datang di sini untuk memenuhi janji Pak Sandi untuk memberikan bantuan kepada Pak Ilyas," tambah Andry Arief.

Sementara itu, Ketua Komunitas Indonesia Tersenyum Sulawesi Selatan, Harry Paramuda, yang ikut dalam rombongan BPN juga membantah Sandiaga Uno merekayasa pria berlumpur saat kunjungan korban banjir.

"Saya cukup resah dengan ramainya di media sosial menuding Pak Sandi mereyakasa pria berlumpur. Seolah-olah ini Pak Ilyas mengolesi badannya sendiri dengan lumpur. Saya mengikuti Pak Sandiaga sudah lebih dari 10 kabupaten, itu tidak pernah ada rekayasa," tutur Harry.