RAKYATKU.COM, PAPUA - Fitnah keji dilancarkan pemberontak Papua Barat kepada TNI, usai menewaskan Praka Nasrudin, Senin, (28/1/2019) lalu.
Kelompok separatis yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), menyebut, usai diserang, pasukan TNI membawa pergi Bupati Nduga, Yarius Gwijangge di bawah todongan senjata.
Fitnah keji itu mereka kirim ke media sosial grup Facebook, "Global Campaign For United Nations Peacekeeping Mission To West Papua". Fitnah itu dilontarkan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
“Kami berhasil menembak mati satu militer Indonesia dan satu lainnya terluka. Pantauan kami, korban mereka langsung dikirim ke Kabupaten Mimika. Tak hanya itu, Bupati Nduga juga dibawa mereka ke Timika dengan todongan senjata dan dengan penuh ancaman. Ini adalah laporan Kurir TPNPB yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab,” klaim Sebby yang menyebar rilis TPNPB News tersebut.
Padahal faktanya menurut Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, saat itu Bupati Nduga ikut mengantar Praka Nasrudin terbang menuju ke Timika untuk mendapatkan perawatan. Namun sayang, nyawa Praka Nasrudin tidak tertolong.
Sebby Sambom dan TPNPB-OPM juga membolak-balikkan fakta, bahwa TNI sengaja mengadang bantuan tersebut, agar tidak sampai ke pengungsi.
"Lalu sore ini, Bupati Nduga dengan delegasi turun di kecamatan krisis, Kabupaten Nduga-Papua. Ketika Bupati naik ke krisis untuk membawa makanan dan anggota militer Indonesia mengadang rombongan bupati. Saat itulah anggota TPNPB di bawah kepemimpinan Kodap III Egianus Kogoya dan komandan operasi Pemne Kogeya menyerang militer Indonesia," tulis Sebby.
Kolonel Infanteri Aidi meluruskan, justru pada saat itu TNI melakukan pengawalan kepada Bupati Nduga, yang akan menyalurkan bantuan, sekaligus meminta pengungsi kembali ke rumahnya.
Namun, pihak separatis tidak suka rencana Bupati Nduga untuk mengimbau pengungsi pulang, sehingga mereka menyerang TNI dan rombongan bupati.