Kamis, 24 Januari 2019 14:22

Banjir Bandang Jeneponto: 10 Meninggal, 100 Orang Hilang

Mulyadi Abdillah
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Jeneponto. Foto: IST
Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Jeneponto. Foto: IST

Sejumlah wilayah di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, porak poranda disapu banjir bandang pada Selasa (22/1/2019). 

RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Sejumlah wilayah di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, porak poranda disapu banjir bandang pada Selasa (22/1/2019). 

Data terbaru yang dirilis BPBD Jeneponto, korban meninggal tercatat 10 orang hingga  pukul 12.51 Wita, Kamis (24/1/2019).

"Data sementara, sudah ada 10 orang yang dinyatakan meninggal dan telah kembalikan ke pihak keluarga," kata Kepala BPBD Jeneponto, Anwaruddin. 

Khusus jumlah orang hilang akibat banjir, lanjut Anwaruddin, data sementara sebanyak 100 orang. Jumlah ini kemungkinan masih akan bertambah. 

"Kita masih melakukan pendataan lagi yang terkena dampak. Selain itu kami juga sangat terbatas dengan perahu karet untuk melakukan pencarian korban," kata Anwaruddin.

Banjir bandang ini juga membuat 52 rumah hanyut dan 38 rusak berat. Termasuk infrastruktur umum, akses jalan desa dan kecamatan yang putus.

"Sementara ini ada dua excavator yang kita turunkan untuk membuka akses jalan tertutup," paparnya.

Bencana banjir bandang ini terjadi di 10 dari 11 kecamatan di Jeneponto. Di Kecamatan Turatea dilaporkan, salah satu jembatan penghubung Desa Mangepong dan Bontomate'ne terputus dibawa air. Puluhan rumah tenggelam. 

Di Kecamatan Tamalatea, khususnya Dusun Tamanroya dan Boyong, Kelurahan Tonro Kassi Timur, air sempat mencapai atap rumah penduduk. Sejumlah kios yang berada di Boyong semuanya tenggelam. 

Pasar Tamanroya dengan ratusan lapak tersebut ikut tenggelam. Warga pun terpaksa mengungsi, dan diperkirakan para pedagang mengalami kerugian besar.

Banjir terparah di Kecamatan Binamu, Tamalatea, Bontoramba, Turatea. Ratusan rumah warga terendam.

Terlihat hanya ada dua perahu karet. Ditambah dengan satu perahu nelayan dan beberapa perahu rakitan milik warga.

Sebelumnya, Jalan Trans Sulawesi di Kelurahan Belokallong dan Kelurahan Bontotangnga Tamalatea terputus hingga 2 kilometer. Akibatnya, pengendara pun tidak bisa lewat, hingga membuat puluhan kilometer kendaraan mengular.