RAKYATKU.COM - Menyongsong Kejayaan Tana Luwu Yang Maju, Mandiri dan Bermartabat menjadi tema sentral puncak acara Peringatan Hari Jadi Luwu ke-751 dan Hari Jadi Perlawanan Rakyat Luwu ke-73 di Kota Palopo.
Peringatan bernuansa sejarah bagi masyarakat Tana Luwu itu dibuka langsung Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah di Stadion Lagaligo Palopo, Rabu (23/1/2019).
Dalam perayaan itu hadir Sri Paduka Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, dan empat kepala daerah se Tana Luwu yakni Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler, Wali Kota Palopo, HM Judas Amir, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, dan Bupati Luwu, Andi Mudzakkar.
Beberapa kepala daerah lainnya turut hadir, antara lain Bupati Kolaka Utara, H Nur Rahman Umar dan Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa.
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan, sejarah mencatat tokoh-tokoh Luwu Raya telah banyak berkomitmen memperjuangkan Negara Republik Indonesia. Katanya, musuh kita bukan dari penjajah luar tetapi musuh kita bersama adalah kemiskinan.
"Sungguh tidak elok rasanya, hanya karena momentum politik bangsa kita harus saling menghujat, saling menjelekkan dan mengganggu kebersamaan kita. Seharusnya perbedaan itu menjadi hal yang biasa. Tidak perlu berlebihan menyikapinya," kata mantan bupati Bantaeng itu.
Ia juga mengatakan, daerah Luwu Raya memiliki banyak potensi dan komoditas. Menurutnya, wilayah ini pernah berjaya mengekspor kakao ke berbagai negara. Masa kejayaaan itu harus dikembalikan. Itulah mengapa kami akan kembali mengupayakan pembangunan pabrik kakao di wilayah ini.
Belum lagi potensi Nikel Sorowako, tambah Nurdin, yang juga dimiliki oleh daerah ini. Namun perlu menjadi perhatian bahwa daerah ini sesungguhnya daerah agraris. "Kita ingin mengembangkan daerah ini tanpa harus menganggu ekosistem alam. Itulah mengapa kita fokus kembangkan sektor pertanian," jelasnya.
Orang nomor satu di Sulawesi Selatan ini juga mengatakan bahwa Luwu Raya punya potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya potensi Danau Matano yang terbilang unik dan sangat eksotis.
Menyikapi itu, Pemerintah Provinsi Sulsel akan berupaya mendukung pengembangan wisata itu. Salah satunya dengan meningkatkan akses untuk pengembangan bandara di Luwu Raya. Semua potensi ini harus memberikan kemakmuran bagi masyarakat semua.
"Selain Bandara Bua yang akan terus dikembangkan baik terminal maupun landasannya. Termasuk juga Bandara PT Vale Sorowako agar bisa segera dikomersilkan serta Bandara Andi Djemma Luwu Utara agar bisa didarati pesawat jenis ATR 72," jelasnya.
Mengakhiri sambutannya, ia juga menyampaikan rasa duka atas musibah banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan.
Sementara Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler saat menghadiri acara tersebut menyambut baik program yang dicanangkan gubernur Sulsel untuk mendorong kemajuan di Luwu Raya.
Menurutnya, sebagai Wija To Luwu, keberlanjutan program pembangunan di Luwu Raya ini harus didukung oleh seluruh unsur masyarakat dengan menjaga kebersamaan dan silaturahmi.
Terkait peringatan hari jadi Luwu ini, kata Husler, harus dimaknai sebagai ikatan persatuan dan persaudaraan yang dibingkai dalam sejarah dan budaya di masa lalu. Perjuangan ini tidak boleh berhenti, semangat perjuangan rakyat Luwu harus dikobarkan dengan bersama-sama meningkatkan pembangunan di berbagai sektor.
Kehadiran bupati Luwu Timur pada peringatan bersejarah ini juga bersama Kajari Luwu Timur, Yohannes Avilla Agus Awanto Putra, Sekda Luwu Timur, Bahri Suli bersama istri, tokoh masyarakat Lutim, H Andi Hatta Marakarma. Terlihat hadir pula anggota DPR RI, Andi Fauziah Pujiwatie Hatta dan Luthfy Andi Mutty, beberapa kepala OPD, camat, dan kepala desa se-Luwu Timur.
Usai menghadiri peringatan hari jadi Luwu ke-751 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-73, Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler bersama Wali Kota Palopo, H Judas Amir, kembali mendampingi gubernur Sulawesi Selatan menghadiri silaturahmi dengan seluruh tokoh agama Nasrani dan keluarga besar suku Toraja di kantor wali kota Palopo. (hms/ikp/kominfo)