Rabu, 23 Januari 2019 14:17

Muat 30 Penumpang, Kapal Terbakar di Laut Flores Perbatasan Bantaeng

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Cuma simulasi.
Cuma simulasi.

Sejumlah masyarakat berkerumunan di pinggir Pantai Seruni Bantaeng. Terlihat terpasang garis polisi.

RAKYATKU.COM, BANTAENG - Sejumlah masyarakat berkerumunan di pinggir Pantai Seruni Bantaeng. Terlihat terpasang garis polisi.

Ada sebuah kapal terbakar di Laut Flores yang berbatasan langsung dengan Bantaeng. Kejadian ini bermula diketahui adanya laporan nelayan melalui frekuensi radio komunikasi lokal.

Satuan Tugas (Satgas) Penyelamat dari SAR, BPBD, TAGANA, PMI, Dinas Kesehatan, PSC 119, BSB 113, TNI, Polri, Sat Pol PP, Dishub dan Damkar pun turun langsung berupaya menyelamatkan para korban.

Berdiri tiga tenda yakni Triase, DVI, dan Komunikasi untuk menangani korban sesuai tingkat keparahan pasien. Sementara itu Tim SAR, TNI, dan Polri dengan perahu karet bolak-balik mengevakuasi korban dari kapal menuju bibir pantai.

Diketahui, ada 30 orang penumpang dan 10 kru termasuk nakhoda jadi korban, 5 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Rupanya ini merupakan simulasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng serta sejumlah mahasiswa STIKES Panakkukang Makassar.

Wakil Ketua II STIKES Panakkukang Makassar, Muh Yusuf Tahir menerangkan, personel yang diterjunkan sebanyak 325 orang terdiri atas 92 mahasiswa STIKES Panakkukang Makassar dan 233 orang Satgas yang dikoordinir Pemkab Bantaeng.

"Ini ketiga kalinya kita lakukan simulasi kerja sama Pemkab Bantaeng. Pertama itu simulasi kebakaran di tahun 2015 di era pemerintahan Prof Nurdin Abdullah," ungkapnya. 

Dia meyakinkan kalau kejadian kapal tenggelam di Laut Flores merupakan rangkaian skenario Simulasi Penanganan Kegawatdaruratan (KGD) III Korban Kapal Terbakar dan Tenggelam yang dilaksanakan STIKES Panakkukang Makassar.

Memilih Kabupaten berjuluk Butta Toa ini sebagai lokasi simulasi karena Bantaeng memiliki dan menjalankan sistem terpadu terbaik di SulSel.

"Kami melihat sistem yang dibangun Bantaeng yaitu layanan kesehatan dengan adanya BSB hampir di setiap kecamatan sangat baik untuk kesigapan menghadapi bencana," jelasnya.

Selama 4 tahun terakhir, dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, STIKES Panakkukang Makassar jadikan Bantaeng sebagai pilot project sistem penanggulangan bencana.

"Kami sudah lihat di lapangan, live saving pasien menjadi Priority. Ini dasar yang membuat kami memilih Bantaeng menggelar simulasi," ujar dia.

Turut disaksikan simulasi oleh Kapoles Bantaeng, AKBP Adip Rojikan, Dandim 1410 Bantaeng, Letkol Kav Nanang Siswoko dan Kadis Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan.