Minggu, 20 Januari 2019 14:01

Andi Mariattang Sosialisasi 4 Pilar di Bulukumba, Pernyataan Siswa SMK Ini Mengejutkan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Andi Mariattang mensosialisasikan empat pilar berbangsa dan bernegara di Bulukumba, Minggu (20/1/2019).
Andi Mariattang mensosialisasikan empat pilar berbangsa dan bernegara di Bulukumba, Minggu (20/1/2019).

Di hadapan ratusan peserta, anggota MPR RI Andi Maritattang mensosialisasikan empat pilar berbangsa dan bernegara.

RAKYATKU.COM - Di hadapan ratusan peserta, anggota MPR RI Andi Maritattang mensosialisasikan empat pilar berbangsa dan bernegara.

Politikus asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menjelaslan filosofi terbentuknya negara, yakni karena ada visi yang sama oleh warga. Sesama mahluk sosial ingin hidup bersama rukun, aman, dan sejahtera. 

Warga ingin bebas dari segala ancaman. Negara dibentuk karena ingin memberi solusi atas kondisi warga yang merasa akan mengalami kesulitan bila tidak bersama.

Oleh karenanya, untuk memastikan negara berjalan, maka disepakati prinsip-prinsip dasar sebagai pilar, sebagai fondasi bernegara. Termasuk memasitkan lahirnya pemimpin dan wakil rakyat yang peduli dan berintegritas. Bukan sebaliknya, korup yang membuat rakyat semakin sengsara.

Andi Mariattang menjelaskan, pemimpin yang peduli dan berintegritas akan menyejahterakan rakyat. Salah satu cara mendapatkan pemimpin berintegritas adalah mengajak warga cerdas mengawal negara memastikan pemimpinnya tidak korup.  

"Pastikan nilai-nilai Pancasila terpatri dalam diri semua. Dengan demikian sesungguhnya korupsi, saling ejek yang mengarah pada perpecahan tidak akan terjadi," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa kita semua adalah pemilik zaman ini. "Mari bersama mengukir zaman kita dengan sejarah yang penuh kebaikan," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, seorang siswi SMK bernama Siti Nurul Haerun Muhlisa Muhammadiyah memberi pernyataan mengejutkan.

"Mengapa Indonesia gagal mencari pemimpin yang peduli dan berintegritas? Karena selama ini Pemilu kita juga gagal menjaga moralitasnya. Pemilih kita memilih karena sarung, karena uang. Sementara pengawal juga tidak maksimal," katanya.