RAKYATKU.COM,PAREPARE - Kasus minyah tumpah di perairan Parepare masih jadi kontroversi. Pertamina dan Syahbandar berdebat tentang jenis minyak yang mengotori laut perairan Cempae, Kecamatan Soreang itu.
Minyak itu tumpah dari kapal tanker MT Golden Pearl XIV pada Kamis (10/1/2019). Unit Manager Comunication and CSR MOR Pertamina VII Roby Hervindo menyebut minyak yang tumpah tersebut adalah solar.
Namun hasil uji laboratorium yang dikeluarkan PT Sucofindo (Persero) menunjukkan bahwa spesifikasinya tidak mirip solar. Itu yang menjadi pegangan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare.
Hasil uji laboratorium itu sejalan dengan pengakuan Kholid Mawardi, nakhoda kapal tanker MT Golden Pearl XIV dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
"Berdasarkan BAP, tumpahan minyak berasal BBM dari salah satu dari tiga generator LO cooler A/E kapal milik PT Soechi Lines Tbk ini. Satu generator berkapasitas 600 liter," urai Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Parepare, Germas, Jumat (18/1/2019).
Germas membeberkan, biasanya generator LO Cooler A/E menggunakan BBM jenis marine diesel oil (MDO). Bukan solar.
"Namun bukan kapasitas saya untuk menjawab apa jenis BBM yang tumpah di laut," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Roby Hervindo bersikukuh bahwa BBM yang tumpah di perairan Parepare tersebut adalah solar.
"Itu solar, tetapi bukan solar yang ada di SPBU ya. Beda spesifikasi dengan yang di SPBU, tetapi masih termasuk golongan solar," terangnya. Meski begitu, Roby enggan menyebut spesifikasi dari jenis solar yang dimaksud.
"Untuk spesifikasi, kami masih menunggu laporan lengkap hasil laboratorium dari Gakkum KLHK. Karena kaitannya dengan lingkungan, KLHK yang memiliki wewenang. Jadi KLHK yang kami jadikan panduan," tambah dia.
Dikutip dari Wikipedia, MDO adalah BBM yang merupakan campuran gasoil dan minyak bahan bakar berat dengan lebih sedikit gasoil daripada minyak bahan bakar menengah yang digunakan di bidang Maritim.
MDO banyak digunakan mesin diesel kelautan kecepatan sedang dan sedang atau tinggi. Ini juga digunakan pada mesin propulsi kecepatan rendah dan sedang yang lebih besar yang biasanya membakar bahan bakar residu.
Bahan bakar tersebut merupakan hasil dari kilang katalitik/pengilangan baru. Minyak diesel laut telah dikutuk karena banyak mengandung belerang, sehingga banyak negara dan organisasi menetapkan peraturan dan undang-undang tentang penggunaan MDO. Karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar yang lebih halus, MDO disukai terutama oleh industri perkapalan.