Jumat, 18 Januari 2019 12:02

Debat Perdana Kurang Gereget, Pengamat Curiga Ada Kesepakatan Tak Ungkit Kasus Besar 

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Andi Luhur Prianto
Andi Luhur Prianto

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto menyebut debat putaran pertama capres-cawapres semalam, kurang gereget. 

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto menyebut debat putaran pertama capres-cawapres semalam, kurang gereget. 

Salah satu alasannya, karena debat sesi pertama ini, temanya cukup berat dan sensitif. Tema debat yang diangkat yakni hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme. 

"Sepertinya para kontestan membangun batas kesepakatan, untuk tidak sampai pada pembahasan kasus-kasus besar. Terutama di tema korupsi dan HAM," kata Luhur, Jumat (18/1/2019).

Sehingga menurut pandangan Luhur, hal ini membuat eksplorasi kemampuan para pasangan capres-cawapres belum terlihat impresif. Dia menyebutnya, kedua pasangan masih di bawah performa yang meyakinkan.

Jokowi-Ma’ruf tampil tidak lepas, fokus pada isi teks jawaban yang sudah disiapkan. Secara teknis, tidak cukup cakap memanfaatkan durasi waktu, kadang tidak cukup waktu tetapi banyak pula waktu yang terbuang sia-sia.

"Untunglah performa Prabowo juga tidak cukup meyakinkan. Masih terlalu banyak semburan-semburan data yang tidak perlu. Begitu pula beberapa repetisi jawaban yang tidak sesuai konteks," jelas ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Unismuh ini. 

Dia melihat, dalam debat itu, kedua paslon belum sampai pada eksplorasi program lebih luas dan terukur. Tema besar seperti ini di bicarakan terlalu simplistis. 

"Kelihatan betul perbedaan perspektif antara pasangan 01 dan pasangan 02. Pasangan 01 di metode evidence-based (berbasis bukti) pada pengalaman kepemimpinan sebelumnya. Sangat romantik, bicara keberhasilan dan harapan. Sementara pasangan 02 memungut fakta-fakta lapangan untuk mematahkan prestasi incumbent, sembari menawarkan diferensiasi aksi dan solusi program," katanya. 

Selain itu, beberapa pertanyaan dari kandidat malah tidak jelas fokus masalahnya. Penguasaan materi debat tidak merata. Ada kandidat yang tidak cukup aktif, pembagian peran belum proporsional.

"Termasuk faktor teknis terutama durasi waktu. Yang banyak membatasi dan sekaligus menyelamatkan performa kandidat," ujarnya. 

Kesimpulannya, Luhur mengatakan masih banyak kekurangan dalam debat putaran pertama ini, terutama dalam kontent dan performa. "Pemilih rasional masih akan menunggu sesi debat selanjutnya, sebelum menjatuhkan pilihan," pungkas Luhur.