RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Naiknya harga tiket dari akhir tahun 2018 hingga Januari 2018 semakin meresahkan pelaku industri pariwisata di Kawasan Indonesia Timur.
Pasalnya dengan mahalnya tiket transportasi udara mempengaruhi penurunan wisatawan dan pendapatan pelaku industri pariwisata di kawasan timur Indonesia.
"Untuk ASITA penurunanya 30-50%, jadi itu yang terjadi di lapangan sekarang ini. Industri travel itu sendiri paling terasa. Dengan adanya kenaikan harga sangat luar biasa dampaknya bagi kita," ungkap Wakil Ketua ASITA, MD Nasril.
Sementara itu, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengungkapkan, mahalnya tiket pesawat sudah banyak sales Manager di Jawa yang merekalkulasi untuk membuat event di Makassar.
"Kalau ini terus berlanjut mati kita. Nah di Jawa ini enak karena mobilisasinya masih bisa menggunakan kereta dan Bis," tuturnya pada saat menggelar Press konferensi di Hotel Claro, Kamis (17/1/2018).
Sedangkan penyumbang komposisi tamu terbesar di Hotel-hotel Makassar 90% berasal dari luar Sulawesi Selatan, khususnya daerah Jawa.
"Sekirar 60% dari Jakarta, kemudian yang kedua dari Surabaya selebihnya dari seluruh Indonesia, " jelasnya