RAKYATKU.COM - Korea Selatan tidak lagi menganggap Korea Utara sebagai musuh. Dalam buku putih pertahanan yang diterbitkan hari ini, Selasa (15/01/2018), Seoul mencoret kata musuh, untuk mereferensikan Pyongnyang.
Buku putih sebelumnya, yang tertanggal 2016, mencatat Pyongyang sebagai "ancaman besar" bagi keamanan nasional, dan bahwa "rezim Korea Utara dan militernya akan tetap menjadi musuh" selama ancaman itu tetap ada.
Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Hal ini membuat kedua negara secara teknis masih berperang, dan perbatasannya sangat dibentengi.
Selama bertahun-tahun Korea Selatan dan Amerika Serikat telah melakukan latihan militer besar-besaran terhadap potensi serangan dari Utara. Sementara itu, Pyongyang telah berulang kali mengancam akan mengubah Seoul menjadi lautan api.
Tapi hubungan antara kedua Korea telah menghangat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Moon Jae-in. Sejak menjabat pada Mei 2017, dia telah mengadakan tiga pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Menurut buku putih 2018, tiga KTT antar-Korea serta pertemuan Kim dengan Trump di Singapura telah menciptakan "lingkungan keamanan baru untuk denuklirisasi lengkap dan perdamaian di semenanjung Korea".