RAKYATKU.COM - Sebuah kawasan wisatan berteknologi di Shanghai telah meluncurkan objek wisata terbarunya, jembatan 3D print sepanjang 15 meter. Jembatan ini dibuat Shanghai Machinery Construction Group menggunakan bahan dari Polymaker.
"Ini merupakan aplikasi sehari-hari, praktis, dan interaktif yang melibatkan orang-orang yang menyentuh dan bahkan mengandalkan ... barang cetakan 3D," kata Polymaker di situs webnya, dikutip dari Shanghaiist, Selasa (15/1/2019).
"Banyak orang tidak pernah menyentuh objek cetakan 3D dan mereka masih menganggapnya sebagai bagian dari fantasi dan bagian dari teknologi masa depan. Sehingga proyek-proyek seperti ini melakukan banyak hal baik dalam hal mengekspos masyarakat pada kenyataan dan kemungkinan pencetakan 3D," tulis Polymaker.
Jembatan itu, yang menurut para insinyur akan bertahan sekitar 30 tahun, dipasang di sungai kecil di kompleks Kota Pintar Taopu di distrik Putuo, Shanghai.
Di situs webnya, pemerintah Shanghai menggambarkan jembatan baru itu sebagai cara inovatif untuk mempromosikan teknologi pencetakan 3D dan mempopulerkannya dalam konstruksi perkotaan.
Polymaker mengatakan mesin yang digunakan untuk mencetak jembatan, yang lebar 3,8 meter, kedalaman 1,2 meter dan sekitar 5.800kg (£ 12.800) berat, biaya US $ 2,8 juta (S $ 3,8 juta). Jembatan ini dibuat sebagai bagian tunggal dari kombinasi serat kaca dan filamen plastik.
Sebuah laporan terpisah oleh Xinming Evening News mengutip seorang insinyur yang mengatakan jembatan itu mampu memuat 250kg per meter persegi, atau sekitar berat empat orang dewasa.
Sebelum memulai proses pencetakan, tim pembangun menghabiskan 18 bulan dalam penelitian dan perencanaan, katanya.
Sementara jembatan Shanghai adalah yang pertama dari jenisnya di Cina. Namun bukan yang pertama di dunia dalam hal pencetakan 3D.
Kehormatan itu jatuh ke jalan setapak 12 meter yang dipasang di sebuah taman di Madrid pada 2017, sementara jembatan baja cetak-3D diluncurkan di Belanda pada bulan Oktober.