RAKYATKU.COM,JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) tahun 2019 di Ballroom The Ritz Carlton Jakarta, Jumat malam (11/1/2019).
Kegiatan yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dihadiri Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
OJK optimistis tahun ini perekonomian dan sektor jasa keuangan berada dalam tren perbaikan dengan challenge yang tentu lebih banyak lagi. Pihak OJK menjelaskan tren pertumbuhan yang positif telah dilewati dengan berbagai indikator mulai pertumbuhan ekonomi hingga laju inflasi. Perekonomian tumbuh di angka 5,3 persen dengan inflasi yang terjaga relatif rendah di level 3,5 persen.
Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, kolaborasi perlu dilakukan untuk menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi. Dan untuk Sulawesi Selatan telah meletakkan fondasi yang baik.
"Kita perlu berkolaborasi untuk menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi dan menggalakkan investasi serta meningkatkan laju ekspor," sebutnya.
Fondasi tersebut, terutama pada persiapan peningkatan ekspor dengan hadirnya direct call port dari Makassar ke Asia, Amerika, serta Eropa. Dari sebelumnya harus transit ke Surabaya terlebih dahulu.
Hal ini telah memicu peningkatan ekspor langsung ke luar yang bisa mereduksi biaya pengiriman hingga $200-500 per kontainer tergantung destinasi ekspor.
"Intinya penyampaian Pak JK bagaimana kita berkolaborasi menatap 2019 lebih baik lagi dari 2018 serta menjaga keseimbangan ekspor terhadap impor, ekonomi mikro terhadap makro," katanya.
Juga tentang bagaimana posisi pemerintah sebagai regulator yang baik bagi pelaku ekonomi yang berkeadilan dan seimbang.
Andi Sudirman menyampaikan optimis selalu ada, selama kebijakan tepat dan hadir kerja sama lintas sektor. Hal ini juga didukung oleh pemerintah telah memberi kebijakan khusus kepada pelaku ekonomi mikro, agar posisinya tidak menjadi pelaku yang menyubsidi pelaku ekonomi makro.
"Serta mendukung pembangunan infrastruktur untuk menekan cost produksi, seperti pelabuhan, jalan, dan lain-lain. Agar dapat memicu investasi serta menghasilkan produk dalam negeri dengan nilai komersial berdaya saing dengan produk luar," jelasnya.
Sebelumnya, JK dalam sambutannya mengatakan bahwa memasuki tahun baru semua harus penuh optimisme, harapan, kegembiraan meski terdapat tantangan.
JK menyampaikan, Indonesia memiliki pengalaman di jasa keuangan yang harus menjadi guru dan pelajaran yang baik, serta krisis moneter tahun 1997-1998. OJK juga dimintanya untuk melakukan pengawasan dengan lebih hati-hati dan lebih ketat lagi.