RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Panitia Halalbihalal (HBH) Ikatan Alumni Teknik (Ikatek) Universitas Hasanuddin (Unhas) 2019 akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) atau Tudang Sipulung dengan tema Mempercepat Pengembangan Industri Maritim di Sulawesi Selatan.
Tudang Sipulung yang merupakan rangkaian kegiatan HBH Ikatek Unhas 2019 ini rencananya akan digelar di MaxOne Hotel Makassar, Jl Taman Makam Pahlawan, Makassar, Senin (14/1/2019).
Ketua Panitia HBH Ikatek Unhas 2019 Anwar Mattawappe menjelaskan, tujuan digelarnya kegiatan tersebut untuk mengidentifikasi hambatan pengembangan industri maritim di Sulawesi Selatan.
"Dan yang tidak kalah penting adalah merumuskan rencana aksi untuk mempercepat pengembangan industri maritim di Sulawesi Selatan," kata Anwar.
Selama ini, jelas Anwar, Provinsi Sulawesi Selatan dengan latar belakangnya, dikenal punya sejarah panjang sebagai daerah dengan industri rakyat dalam pembuatan perahu dan kapal kayu.
Industri perahu dan kapal kayu tersebut sangat diandalkan, dan terbukti dalam sejarah Indonesia. Faktanya pada ekspedisi pelayaran global, kapal-kapal dari Sulsel mampu melakukan pelayaran hingga kerajaan Eropa pada abad ke-13 hingga 16.
Untuk mempertahankan tradisi tersebut, diketahui kampus Unhas sejak awal berdirinya pada tahun 1960 juga mendirikan jurusan teknik perkapalan, selain jurusan teknik mesin dan teknik sipil.
Jurusan itu, kini berkembang menjadi departemen teknik perkapalan, departemen teknik sistem perkapalan, dan department teknik kelautan. Hingga saat ini, telah menghasilkan lebih dari 3000 alumni yang berkarier di berbagai bidang di Indonesia dan dunia.
"Sayangnya, tidak seperti di Pulau Jawa dan Sumatera, industri maritim di Sulawesi Selatan tidak mengalami perkembangan secara siginifikan," tutur Anwar.
Satu bukti, sejak didirikan tahun 1977, PT (persero) Industri Kapal Indonesia (IKI) di Makassar adalah satu-satunya galangan kapal baja yang beroperasi di provinsi ini, sehingga membuat pilihan lapangan pekerjaan sangat terbatas.
Tak ayal lagi, sebagian besar alumni perkapalan Unhas yang ingin berkarier di industri perkapalan, terpaksa harus ke pulau Jawa, pulau Sumatera, dan bahkan ke luar negeri untuk mendapatkan pekerjaan impian mereka.
Kondisi tersebut, menuntut biaya yang besar dalam usaha perantauan dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya kerja yang baru.
Ketua Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) Unhas Ir M Fitri Natriawan menjelaskan, posisi saat ini, semakin banyak praktisi atau SDM terampil di industri maritim terpaksa hengkang dari Sulawesi Selatan, karena semakin sulitnya industri Perkapalan berkembang.
"Nah, untuk memutus mata rantai ini, Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Unhas bekerja sama dengan Ikatek Unhas dan Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) Unhas mengadakan tudang sipulung," kata M Fitri Natriawan.
"Dengan tudang sipulung atau focus group discussion ini, kita ingin merembukkan berbagai pandangan mengenai penyebab hal ini, sekaligus merekemomendasikan rencana aksi untuk mengatasi masalah tersebut," urainya.
Hasil dari diskusi ini diharapkan ada analisis kerangka pemikiran (logical framework analysis) dan rekomendasi rencana aksi (action plan) dalam rangka percepatan pengembangan industri maritim di Sulawesi Selatan.
"Yang lebih konkret lagi, ada usulan materi untuk Konferensi pada Pertemuan Masyarakat Maritim Indonesia. Event ini akan digelar setelah acara ini," lanjutnya.
Adapun pemateri atau narasumber diskusi adalah Profesor Riset Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Prof Dr Ir Buana Ma’ruf MSc MM MRINA dan Lead Auditor Manajemen Mutu Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Ir Hasbi Assidiq Syamsuddin.
Tudang sipulung bakal diarahkan oleh moderator Dr Ir Ganding Sitepu Dipl Ing yang juga ketua Program Studi Magister Teknik Transportasi Sekolah Pascasarjana Unhas.
Pada kesempatan ini, panitia HBH Ikatek Unhas 2019, mengundang setiap stakeholders atau pemangku kepentingan, bisa hadir dan menuangkan buah pemikirannya terkait tema pengembangan industri maritim di Sulawesi Selatan.