Kamis, 10 Januari 2019 07:45

Tak Diakui Prabowo-Sandi, Bagus Bawana Menyusup sebagai Koordinator Relawan?

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bagus Bawana Putra (kiri) dalam sebuah kegiatan beberapa waktu lalu.
Bagus Bawana Putra (kiri) dalam sebuah kegiatan beberapa waktu lalu.

Polisi sudah menangkap pelaku pembuat hoax tujuh kontainer surat suara Pilpres. Bagus Bawana Putra ternyata ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional Prabowo Presiden (Kornas).

RAKYATKU.COM - Polisi sudah menangkap pelaku pembuat hoax tujuh kontainer surat suara Pilpres. Bagus Bawana Putra ternyata ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional Prabowo Presiden (Kornas).

Anehnya, dia ternyata tak dikenal oleh Sandiaga Salahuddin Uno maupun beberapa petinggi Gerindra, seperti Fadli Zon. Mungkin dia penyusup untuk merusak Prabowo-Sandi dari dalam?

Sandiaga menegaskan komunitas yang didirikan Bagus tak terdaftar di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

"Kalau namanya sendiri saya nggak kenal," ujar Sandiaga di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya nomor 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).

Dia meminta agar pembuat hoax ditindak tegas pihak berwenang. "Pihak manapun harus diproses seadil-adilnya, jangan tebang pilih. Tak boleh ada yang tajam ke samping, tumpul ke atas. Jangan sampai terjadi, harus diproses se-transparan mungkin dengan berkeadilan. Jangan sampai kita menimbulkan ketidakpercayaan yang baru," tegas Sandi.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. Dia juga mengaku tak mengenal nama Bagus Bawana Putra.

"Saya kira tidak ada tuh nama relawan kami yang terdaftar atas nama itu atau organisasinya," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Fadli menolak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga dikaitkan dengan penyebar hoax itu. Fadli mengatakan BPN Prabowo-Sandiaga sudah melakukan penelusuran dan tak menemukan nama Bagus dan organisasi relawan yang dipimpinnya itu.

"Jadi dalam soal-soal yang seperti itu, kami berharap ada informasi yang akurat. Jangan kemudian mereduksi atau menarget itu sebagai bagian dari tim kami," ujarnya.

Sebelumnya, Kasubdit 1 Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Kombes Dani Kustoni menjelaskan, Bagus Bawana Putra sengaja melakukan perekaman suara yang isinya meyakinkan masyarakat yang mendengar voice bersangkutan seolah-olah sudah ada tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos.

Setelah hoax yang dibuatnya viral, Bagus menonaktifkan akun media sosialnya serta membuang ponsel dan SIM card ponsel-nya. Bagus kemudian meninggalkan rumahnya di Bekasi untuk melarikan diri ke Sragen, Jawa Tengah. Polisi menangkapnya pada Senin (7/1) pukul 02.00 WIB.

"Unsur kesengajaan sangat terpenuhi, yang bersangkutan sudah mempersiapkan, membuat secara pribadi. Unsur dengan sengaja ini, yang bersangkutan juga sudah melakukan upaya penghapusan terhadap alat bukti yang disebarkan," ujar Dani.

Sebelum Bagus tertangkap, polisi lebih dulu menangkap tiga orang yang berperan sebagai penyebar hoax surat suara tercoblos, yakni J, HY, dan LS.

"Para pihak yang terlibat secara aktif dalam penyebaran berita hoax tersebut akan dikejar. Kami masih periksa siapa aktor intelektualnya. Kami masih selidiki siapa aktor intelektualnya," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.