RAKYATKU.COM - Seorang pria yang ditangkap polisi Jerman terkait kebocoran data pribadi milik ratusan politisi. Mahasiswa yang berusia 20 tahun itu telah membuat pengakuan atas insiden siber itu.
Sebuah tim yang dipimpin oleh jaksa penuntut di Frankfurt menangkap dan menggeledah apartemennya pada Minggu lalu, dikutip dari Sky News, Rabu (9/1/2019).
"Selama pemeriksaan, terdakwa menyatakan bahwa dia bertindak sendiri dalam memata-matai data dan rilis data yang tidak sah," kata jaksa penuntut.
"Investigasi sejauh ini tidak mengungkapkan bukti keterlibatan pihak ketiga."
Atas motivasinya, terdakwa menyatakan bahwa dia bertindak karena kesal pada pernyataan publik yang dibuat oleh politisi, jurnalis dan tokoh masyarakat yang bersangkutan.
Ratusan politisi di Jerman, termasuk Kanselir Angela Merkel, memiliki data mereka dicuri dan diposting secara online melalui akun Twitter sebelum Natal dalam format gaya kalender Advent.
Meskipun data tersebut tampaknya tidak mengandung informasi yang sensitif secara politis, detail pribadi seperti nomor telepon, alamat rumah dan data keuangan dirilis.
Menurut surat kabar Jerman Bild, yang telah menyimpan salinan data yang bocor, seluruh kabinet Jerman terpengaruh.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier termasuk dalam pelanggaran, yang juga berisi email dan surat bisnis pihak swasta.
Ini mempengaruhi semua partai politik yang diwakili di parlemen, kecuali Alternatif sayap kanan untuk partai Jerman, para penyelidik telah mengkonfirmasi.
Pada 2017, serangan terhadap sistem komputer Reichstag menyebabkan "aliran data yang signifikan" menurut polisi Jerman.