Senin, 07 Januari 2019 09:41

Kisah Perjuangan Nurdiati, Guru SD di Barru yang Raih Gelar Doktor

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Nurdiati, guru Sekolah Dasar (SD) Bottolampe, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru resmi menyandang gelar doktor.
Nurdiati, guru Sekolah Dasar (SD) Bottolampe, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru resmi menyandang gelar doktor.

Kerja keras dan doa. Dua kata itu merupakan pengantar bagi keberhasilan Nurdiati, seorang guru Sekolah Dasar (SD) Bottolampe, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru untuk meraih gelar doktor.

RAKYATKU.COM,BARRU - Kerja keras dan doa. Dua kata itu merupakan pengantar bagi keberhasilan Nurdiati, seorang guru Sekolah Dasar (SD) Bottolampe, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru untuk meraih gelar doktor.

Ibu tiga anak itu memperoleh gelar doktor setelah menyelesaikan program studi pendidikan antropologi Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Bagi Nurdiati, tidak mudah memperoleh gelar tersebut. Butuh pengorbanan waktu, tenaga, biaya bahkan air mata.

Nurdiati bercerita, saat menjalani kuliah beberapa kali ia sempat menyatakan ingin mundur. Berulang kali dia dihantui perasaan lelah. Belum lagi harus membagi waktu antara pendidikan dengan keluarga.

"Manajemen waktu itu sangat penting. Kita harus pintar-pintar dalam mengatur waktu, kapan waktu untuk berkumpul dengan pendidikan dan kapan untuk keluarga. Apalagi kewajiban saya sebagai istri dan orang tua," ungkapnya.

Beruntung, di balik perjuangannya itu, ia punya orang-orang yang perhatian dan terus mensupport, seperti ayah, ibu, suami, anak-anak, saudara, dan sahabat yang tak hentinya memberi dukungan. Sehingga ia bangkit dan menyelesaikan studi.

Lebih jauh, Nurdiati mengungkapkan motivasi terbesarnya melanjutkan pendidikan hingga bergelar doktor adalah latar belakang keluarga.

“Sejak masih kecil saya sering dikucilkan dan diremehkan oleh orang lain. Mungkin karena orang tua saya kurang mampu, maka dari itu saya termotivasi untuk menjadi seseorang yang bisa mengubah kondisi kehidupan,” ceritanya.

“Saya sempat mendengar waktu saya masih kecil, ada seseorang yang mengejek orang tua saya. Ia mengatakan tidak usah kasih sekolah anak-anakmu, dimana kamu mau ambil uang?" tambahnya.

“Di situ lah saya merasa sedih dan ingin membuktikan bahwa orang miskin tidak selamanya tak mampu melanjutkan pendidikan, yang penting ada ikhtiar dan doa. Kalau Allah menghendaki tidak ada yang tidak mungkin. Alhamdulillah atas izin Allah saya bisa menjawab semua tantangan itu. Saya membuktikan bahwa saya bisa,” ucapnya.

Selain itu, baginya, pencapaian ini merupakan persembahan terhadap orang-orang kesayangannya, terkhusus orang tuanya.

"Prestasi ini saya persembahkan untuk ibu saya yang telah meninggal di Mekah tahun 2004. Andai beliau masih ada, beliau akan sangat bahagia menyaksikan keberhasilan saya hari ini," ungkapnya.

"Pasca ibu saya meninggal, saya memiliki orang tua sambung, dia keluarga suami saya tetapi sama persis dengan ayah kandungku, Haji Baharuddin Maggangka. Beliau selalu ada mendampingi saya di Barru, menggantikan ayah kandung saya yang tinggal di Gowa," curhatnya.

Gelar doktor diraih Nurdiati lewat penelitian di SMP Negeri 3 Tanete Rilau, Kabupaten Barru dengan judul "To Madeceng Pangampe, Studi Etnografi tentang Pembentukan Karakter pada Anak Didik di Kabupaten Barru".

Nurdiati lulus dengan hasil yang sangat memuaskan dalam ujian promosi doktor. Tampil sebagai promotor Prof Dr Mahmud Tang MA, didampingi dua co-promotor, Prof Dr Yamin Sani, MA dan Prof Dr Sufriadi Hamdat, MA.

Dia diuji Prof Dr Hamka Naping, MA, Prof dr Pawennari Hijjang, MA, Dr Safriadi, SIP, MSi, serta Prof Dr Darman Manda, MSi sebagai penguji eksternal.