Senin, 07 Januari 2019 09:22

Wanita Arab Saudi Bakal Terima SMS Jika Diceraikan Diam-diam

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FOTO: AFP
FOTO: AFP

Pengadilan Arab Saudi akan memberi tahu wanita melalui pesan teks ketika mereka bercerai. Peraturan baru ini mulai berlaku sejak Minggu kemarin.

RAKYATKU.COM - Pengadilan Arab Saudi akan memberi tahu wanita melalui pesan teks ketika mereka bercerai. Peraturan baru ini mulai berlaku sejak Minggu kemarin.

Tindakan yang disetujui oleh kementerian kehakiman bertujuan untuk mengekang kasus-kasus orang yang secara diam-diam mengakhiri pernikahan tanpa memberi tahu istri mereka.

"Perempuan ... akan diberitahu tentang perubahan status perkawinan mereka melalui pesan teks," kata Kementerian Kehakiman Arab Saudi, dikutip dari The Strait Times, Senin (7/1/2019).

"Wanita di kerajaan akan dapat melihat dokumen yang terkait dengan pemutusan kontrak pernikahan mereka melalui situs web kementerian."

Langkah ini dilakukan ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto mempelopori dorongan liberalisasi di kerajaan konservatif, yang memiliki beberapa pembatasan terberat di dunia pada wanita.

Pada Juni tahun lalu, wanita merayakan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade saat kerajaan membatalkan satu-satunya larangan di dunia bagi pengendara wanita.

Kerajaan itu juga telah mengizinkan perempuan untuk memasuki stadion olahraga, yang sebelumnya merupakan arena khusus pria, dan mendorong partisipasi perempuan yang lebih besar dalam angkatan kerja saat berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak.

Namun seiring dengan reformasi, kerajaan telah melihat gelombang penangkapan aktivis perempuan dalam beberapa bulan terakhir karena meningkatkan tindakan pada perbedaan pendapat.

Negara ini juga menghadapi kritik atas sistem perwalian prianya, yang memungkinkan laki-laki untuk menggunakan wewenang sewenang-wenang untuk membuat keputusan atas nama kerabat perempuan mereka.

Pada hari Minggu, seorang wanita Saudi berusia 18 tahun yang ditahan di bandara Bangkok mengatakan dia akan dibunuh jika dia dipulangkan oleh petugas imigrasi Thailand.

Meminta kasusnya di Twitter, wanita itu - yang ingin mencari suaka di Australia - mengatakan dia berusaha untuk melarikan diri dari keluarganya, yang membuatnya mengalami pelecehan fisik dan psikologis.