RAKYATKU.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengungkap sejumlah fakta di balik membelotnya kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Salah satunya Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK).
Kader senior PKS itu memilih mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Rupanya, sikap itu buntut dari kekecewaannya yang tidak mendapat rekomendasi dari PKS. Rekomendasi jatuh ke tangan saudaranya, Muhammad Kasuba. Pilgub Maluku Utara akhirnya dimenangkan AGK.
"Paling lucu itu Pilkada Maluku Utara. Kader senior (anggota ahli) saudara kandung berantem di publik merebut rekomendasi pimpinan PKS. AGK vs MK, rekomendasi jatuh ke tangan MK. AGK marah dukung merah," cuit Fahri Hamzah di akun Twitternya, Minggu (6/1/2019).
Dia menyebut, egoisme pimpinan banyak merusak rakyatku.com. "Intinya, ini partai yang telah kita dirikan dan perjuangkan dengan air mata dan keringat banyak orang hanya berdiri untuk menyelenggarakan ego pimpinan. Itulah kesedihan saya. Akhir pekan yang indah ini," lanjut Fahri.
Fahri sendiri sempat dipecat dari PKS. Namun, dia melawan hingga kasusnya berstatus inkrah di Mahkamah Agung. Walau sudah dipecat, Fahri rupanya masih rutin memberi kontribusi kepada PKS.
"Saya juga masih bayar iuran ke PKS...sejak dipecat...sudah lebih dari Rp1 miliar transfer langsung. Saya yakin yang mecat saya iuran-nya gak lebih besar dan mungkin gak bayar. Eh jangan lupa, istri ku juga masih bayar," kata Fahri.
Banyak pimpinan PKS, lanjut Fahri, yang memakai narasi "Mereka cari makan di PKS". Begitu cara mereka menghancurkan moral kader terutama yang kritis. "Mereka lupa sebelum pimpinan ini ada, seluruh waktu terbaik kader dipakai membesarkan partai. Termasuk bayar iuran, dan lain-lain," tambahnya.
Pimpinan PKS banyak yang marah karena lahirnya Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi). Maklum, banyak kader PKS yang ikut mendirikan. "Bagaimana orang gak pergi lah orang diusir. Saya mana pernah mau pergi, diusir kok. Semua kewajiban saya masih berikan padahal harusnya dah gak perlu," katanya.