Minggu, 06 Januari 2019 16:32

Lupakan Kecepatan! Inilah PacuanĀ Kuda Terlambat di Dunia

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wikimedia Commons
Wikimedia Commons

Jenis perlombaan ini dikenal dengan nama Ban'ei atau 'banba', dan merupakan yang terlambat di dunia.

RAKYATKU.COM - Pacuan kuda biasanya berfokus pada kecepatan. Tapi di Jepang, ada jenis balap kuda yang unik, karena mengutamakan kekuatan dan stamina.

Jenis perlombaan ini dikenal dengan nama Ban'ei atau 'banba', dan merupakan yang terlambat di dunia.

Kuda yang bisa ikut serta jenis kuda dosanko kecil asli Hokkaido. Mereka adalah keturunan dari kuda-kuda pekerja yang diimpor dari Perancis dan Belgia pada akhir abad ke-19 untuk membantu para petani mengerjakan tanah mereka. Namun sekarang mereka dianggap sebagai ras Jepang.

Dalam pertandingan, kuda diharuskan untuk menarik kereta luncur, dengan antara 450 kilogram hingga 1 ton, dan melintasi trek balap pasir lengkap dengan setidaknya dua landai.

Untuk memenangkan balapan Ban'ei, kuda harus menarik kereta luncur mereka sepenuhnya hingga garis finish.

Ini adalah pekerjaan yang sulit, dan kuda kadang-kadang perlu istirahat, terutama setelah melewati rintangan.

Pelatih manusia tetap berperan, tapi mereka tidak membawa cambuk, dan hanya menggunakan perintah untuk mendorong agar kuda tetap berjalan.

Balapan kuda Ban'ei dimulai sejak tahun 1887, tapi baru pada pertengahan abad ke-20 olahraga ini menjadi populer di seluruh Hokkaido.

Pada puncaknya, pada tahun 1991, balap kuda Ban'ei dipraktikkan di kota Obihiro, Asahikawa, Kitami, dan Iwamizawa, dan penjualan tiket melebihi 32 miliar yen.

Namun, gelembung ekonomi Jepang meledak segera setelah itu, dan pada 2006 hanya ada satu pacuan kuda yang masih bertahan, yaitu di Obihiro.

Untungnya, pada 2012 balap kuda Ban'ei dinyatakan sebagai warisan budaya penting Hokkaid dan sponsor perusahaan besar bergegas untuk memastikan kelangsungan hidupnya melalui sumbangan.

Perlombaan itu telah berkembang sejak itu, dan pada tahun fiskal 2017, pendapatan meningkat menjadi 21,9 juta yen, 36,1% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Meski pernah digunakan untuk membajak sawah dan menarik kayu, kuda Ban'ei raksasa sekarang hanya menunjukkan kekuatan mereka di lintasan balap.