RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Malam tadi, Hotel Grand Asia, Makassar, disulap jadi "Wajo kecil". Keturunan La Oddang Pero dan La Maddukkelleng, berkumpul di sini.
Berhimpun dalam Yayasan Arung Matoa Wajo (Armawa), mereka menggelar perayaan milad. Pada 39 tahun silam, tepatnya 8 Agustus 1979, yayasan yang menghimpun keturunan La Oddang Pero dan La Maddukkelleng ini, didirikan.
Dengan tema "Kita Mempererat Silaturahim Keluarga dan Kerabat", kegiatan ini digelar hikmat. Hadir salah seorang guru besar hukum pidana republik ini, Prof Andi Hamsah.
Ketua Yayasan Armawa, Andi Bau Iqbal Burhanuddin, dalam sambutannya mengatakan, perayaan ini sengaja digelar di Makassar, agar semua simpul keluarga Armawa merasakan kehadiran yayasan ini.
"Perayaan milad ke-39 ini kita gelar di Makassar, agar kehadiran Armawa dirasakan seluruh keluarga dan kerabat, yang tidak dari lepas dari garis keturunan Arung Matoa Wajo. Terkhusus La Oddang Pero dan La Maddukelleng," ungkap Andi Bau.
Prof Andi Hamsah, yang hadir sebagai sesepuh Armawa, juga mengatakan, perayaan milad bertajuk silaturahmi seperti ini penting. Sebab, keturunan arung dari Wajo ini, sudah tersebar di seluruh Nusantara.
"Yayasan ini berusia 39 tahun. Penting bagi kita sebagai bagian dari keturunan Arung Matoa Wajo, melakukan silaturahmi. Agar garis keturunan tidak terputus. Apalagi cucu hingga cicit kita, tersebar di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.
Salah satu bagian penting momen perayaan milad ini, adalah pengukuhan kepengurusan Armawa cabang Makassar. Pengurus yang berjumlah 15 orang ini, langsung diambil sumpah pengukuhan yang dipimpin langsung Ketua Yayasan Armawa.
Perayaan milad ini, juga dihadiri Ketua DPRD Wajo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, dan para sesepuh Armawa.