Sabtu, 05 Januari 2019 16:01

Serangan Siber, Dokumen Pribadi Politisi di Jerman Bocor

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Serangan Siber, Dokumen Pribadi Politisi di Jerman Bocor

Politisi Jerman, termasuk Kanselir Angela Merkel, telah menjadi korban serangan cyber massal setelah ratusan dokumen yang berisi informasi pribadi bocor ke Twitter.

RAKYATKU.COM - Politisi Jerman, termasuk Kanselir Angela Merkel, telah menjadi korban serangan cyber massal setelah ratusan dokumen yang berisi informasi pribadi bocor ke Twitter.

Pada Jumat kemarin, jurnalis Jerman Michael Götschenberg melaporkan bahwa anggota semua partai politik Jerman, kecuali mereka yang berasal dari kelompok sayap kanan AfD, telah menjadi korban serangan cyber massal beberapa hari sebelum Natal, ketika akun Twitter membocorkan ratusan data on line, dikutip dari ABC News, Sabtu (5/1/2018).

"Orang-orang di balik ini ingin merusak kepercayaan pada demokrasi kita dan lembaga-lembaganya," ujar Menteri Kehakiman Jerman, Katarina Barley mengatakan kepada ABC News dalam sebuah pernyataan.

"Para pelaku sekarang harus diidentifikasi dengan cepat dan motif politik potensial mereka menjadi jelas," kata Barley.

Di antara dokumen yang bocor adalah kartu ID foto, surat, faktur, informasi kartu debit dan kredit, nomor telepon, dan alamat. Menurut Götschenberg, tidak ada dokumen yang “meledak secara politis” tetapi kerusakannya bisa berasal dari jumlah dokumen yang dipublikasikan secara online.

Di antara yang terdampak adalah ratusan politisi dari partai sayap kiri Die Linke, seorang juru bicara partai yang dikonfirmasi oleh ABC News.

“Kami sangat mengutuk tindakan kriminal ini. Kami berhubungan erat dengan otoritas keamanan, ”kata juru bicara itu.

Dokumen-dokumen itu pertama kali dibocorkan beberapa hari sebelum Natal oleh akun Twitter dengan lebih dari 16.000 pengikut, tetapi kebanyakan tidak diketahui sampai Kamis malam.

Masih belum jelas siapa yang berada di balik serangan hack massal.

Kantor Federal Jerman untuk Keamanan Informasi (BSI) menulis di Twitter bahwa mereka “saat ini secara intensif memeriksa kasus ini dalam kerja sama erat dengan otoritas federal lainnya. National Cyber ??Defense Center telah mengambil alih koordinasi pusat. ”

BSI juga menulis bahwa jaringan pemerintah saat ini tidak terpengaruh.