RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, mengakui tahun 2018 okupansi hotel menurun dibanding 2017.
Penurunan itu dirasakan oleh beberapa hotel di Makassar. Seperti Hotel Claro Makassar semengalami penurunan okupansi menjadi 95 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 99 persen.
"Pada tahun 2017 itu, dua minggu sebelumnya pelaksanaan tahun baru itu sudah close, tapi 2018 ini kita pusing. Kalaupun ada hotel yang full itu hanya satu dua hotel saja," ungkapnya.
General Manager Hotel Claro Makassar tersebut menekankan kondisi akhir tahun 2017 jauh lebih baik dibanding 2018.
"H-3 perayaan tahun baru seluruh kamar itu sudah penuh. Saya harus memastikan bahwa rasa-rasanya 2017 kemarin itu tidak ada hotel yang tidak full. Namun untuk tahun ini, H-3 masih lari-lari kosong sehingga kami para GM hotel itu harus dongkrak dengan minum obat sakit kepala," tuturnya sambil tertawa.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata Anggiat, kebanyakan hotel harus melakukan berbagai cara sehingga target bisa terpenuhi.
“Untuk menanggulangi hal tersebut, seluruh hotel di Makassar banyak yang bermain di online travel,” katanya.
Sementara itu, Marcom Gammara Hotel, Eva menyatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya seperti promo weekenday dan hari-hari raya besar untuk menanggulangi hal tersebut.
"Promo-promo bulanan selama 2018 kami selalu keluarkan untuk di weekdays. Untuk mendongkrak okupasi," ungkapnya.