Kamis, 03 Januari 2019 03:00

10 Fakta Awan Berbentuk Tsunami di Langit Makassar

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Penampakan awan cumulonimbus di langit Makassar, Selasa (1/1/2019).
Penampakan awan cumulonimbus di langit Makassar, Selasa (1/1/2019).

Awan cumulonimbus yang berbentuk tsunami sempat bikin geger warga Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/1/2019). Apa yang sedang terjadi?

RAKYATKU.COM - Awan cumulonimbus yang berbentuk tsunami sempat bikin geger warga Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/1/2019). Apa yang sedang terjadi?

Awan cumulonimbus cukup berbahaya. Jenis awan ini kerap jadi penyebab kecelakaan pesawat. Sementara ekornya yang biasa disebut angin puting beliung tak tak kalah berbahayanya.

Berikut fakta-fakta awan cumulonimbus di langit Makassar:

1. Penampakan awan tersebut diabadikan dalam foto dan video oleh sejumlah masyarakat dan sempat viral di media sosial. 

2. Awan berbentuk tsunami ini terjadi dua kali yaitu pagi hari pukul 08.00 Wita dan sore hari pada Selasa (1/1/2019).

3. Saksi mata yang melihat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin mengatakan awan tersebut muncul selama 15 menit sebelum akhirnya terurai dan hilang.

4. Sebelum muncul, langit tampak mendung kemudian diikuti angin kencang hingga gerimis.

5. BMKG mengatakan belum ada yang bisa membuktikan adanya hubungan bentuk awan dengan gempa bumi yang bisa menimbulkan gelombang tsunami.

6. Saat awan berbentuk tsunami hadir di langit Kota Makassar, lima pesawat yang hendak mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar harus berputar-putar terlebih dahulu kurang lebih 20 menit. 

7. General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Novy Pantaryanto mengatakan lima pesawat tersebut akhirnya bisa mendarat dengan mulus.

8. Dalam gumpalan awan cumulonimbus itu terdapat partikel-partikel petir, es, dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan. Awan kumulonimbus inilah yang paling dihindari pilot karena di dalam awan itu juga terdapat pusaran angin. 

9. Meski membahayakan penerbangan, AirNav mempunyai alat radar cuaca pada rute penerbangan yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 kilometer. Jika terlihat awan cumulonimbus, pilot diarahkan untuk membelokkan pesawat hingga 15 derajat. 

10. Awan cumulonimbus berada di ketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki sehingga penerbangan dengan ketinggian 30.000 hingga 40.000 kaki dipastikan aman.