Rabu, 02 Januari 2019 11:18

AS Tarik Pasukan, Turki dan Rusia Koordinasi dengan Suriah

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
AS Tarik Pasukan, Turki dan Rusia Koordinasi dengan Suriah

Rusia dan Turki telah sepakat untuk mengoordinasikan operasi darat di Suriah setelah pengumuman penarikan militer Amerika Serikat pekan lalu, kata menteri luar negeri Turki dan Rusia.

RAKYATKU.COM - Rusia dan Turki telah sepakat untuk mengoordinasikan operasi darat di Suriah setelah pengumuman penarikan militer Amerika Serikat pekan lalu, kata menteri luar negeri Turki dan Rusia.

"Kami memberikan perhatian khusus pada keadaan baru yang muncul sehubungan dengan penarikan militer AS yang diumumkan," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov setelah pembicaraan dengan timpalan Turki Mevlut Cavusoglu di Moskow pada Sabtu lalu, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (2/1/2018).

"Pemahaman dicapai tentang bagaimana perwakilan militer Rusia dan Turki akan terus mengoordinasikan langkah-langkah mereka di lapangan dalam kondisi baru dengan maksud untuk akhirnya membasmi ancaman teroris di Suriah," kata Lavrov.

Cavusoglu mengkonfirmasi kedua negara akan mengoordinasikan operasi Suriah, dan menambahkan mereka juga membahas rencana untuk membantu para pengungsi untuk pulang.  

"Kami akan melanjutkan kerja aktif (dan) koordinasi dengan rekan-rekan Rusia kami dan rekan-rekan dari Iran untuk mempercepat kedatangan penyelesaian politik di Republik Suriah," katanya dalam sambutannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia. 

Dia mengingatkan bahwa Turki dan Rusia, sebagai penjamin  proses perdamaian Astana , membela integritas teritorial Suriah dan kesatuan politik dari semua upaya untuk melukai mereka.

Turki dan Rusia memiliki kemauan bersama untuk membersihkan semua kelompok "teroris" dari Suriah, tambah Cavusoglu.

Selain Lavrov dan Cavusoglu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, kepala intelijen Hakan Fidan dan pembantu presiden Ibrahim Kalin mengadakan pembicaraan pada hari Sabtu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu, Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, Utusan Umum Presiden untuk Suriah Alexander Lavrentiev, dan pembantu presiden Yuri Ushakov . 

Dalam langkah mengejutkan, Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengatakan ia menarik semua 2.000 tentara dari Suriah, menyatakan bahwa Washington mencapai tujuannya dengan "kekalahan" Negara Islam Irak dan Levant ( ISIL , juga dikenal sebagai ISIS).

Kelompok ISIL, yang di masa lalu memegang petak besar wilayah di Suriah dan Irak, telah kehilangan hampir semua wilayahnya, meskipun ribuan anggota bersenjatanya diperkirakan tetap berada di Suriah yang dilanda perang.