RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ukuran konsistensi partai politik dilihat dari jumlah perolehan kursi di ajang Pemilihan Legislatif (Pileg). Oleh sebab itu, jelang Pileg, parpol berlomba menggenjot infrastruktur partainya demi mengibarkan panji kemenangan.
Pileg 2019 pun demikian. Bahkan pertaruhannya makin berat. Tugas ganda menanti setiap parpol. Bukan hanya dituntut untuk meraih kursi sebanyak mungkin, namun juga menanggung beban untuk memenangkan calon presiden usungan masing-masing.
Infrastruktur partai yang solidlah yang akan keluar sebagai pemenang. Jika hanya serampangan, maka ajang Pileg 2019 bisa jadi hanya momentum untuk menahbiskan kegagalan.
Lantas bagaimana peluang parpol untuk menjadi pemenang di Sulsel pada Pileg 2019? Konsultan Politik Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy punya hitung-hitungan tersendiri.
Menurutnya, posisi tiga besar di Sulsel akan berlangsung sangat sengit. Namun, nama-nama partai besar tetaplah jadi kandidat kuat. Partai-partai legendaris inilah yang akan saling sikut demi menjadi jawara.
"Secara kualitatif lapangan, kemungkinan besar Golkar dan Gerindra kembali bertengger di posisi teratas, sementara Demokrat, Nasdem dan PDIP akan memperebutkan tempat ketiga," katanya kepada Rakyatku.com, Selasa (1/1/2019).
Ada beberapa faktor, kata Sandy, yang bisa memperkuat kalkulasi dan hitung-hitungannya tersebut. Menurutnya, Golkar sebagai partai pemenang Pileg 2014 di Sulsel punya histori elektoral, kader partai dominan memegang jabatan kepala daerah serta memiliki caleg yang kompetitif.
"Sementara Gerindra, tren elektoralnya semakin baik akibat efek ekor jas (coat-tail effect) dari Pilpres. Tak hanya itu komposisi caleg Gerindra juga cukup mumpuni dan memiliki relasi yang kuat dengan sejumlah kepala daerah," tambahnya.
Pertarungan sesungguhnya, kata Sandy, ada pada perebutan posisi ketiga. Di mana Demokrat, NasDem dan PDIP punya peluang yang nyaris sama besar. Terpeleset sedikit saja, salah satu diantaranya akan terlempar dari persaingan.
"Perebutan tempat ketiga ini cukup ketat. Demokrat mendapatkan ancaman dari NasDem dan PDIP yang saat ini trennya menanjak signifikan. Demokrat meski memiliki caleg-caleg yang berkualitas tapi elektoral partai mengalami penurunan belakangan ini. Disisi lain, NasDem banyak melakukan rekrutmen politik yang melibatkan kepala daerah dan pengusaha. Sedangkan PDIP cukup diuntungkan dengan pencapresan Jokowi dan kemenangan di Pilgub Sulsel lalu," tutupnya.