RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyelenggarakan kuliah umum yang menghadirkan Wakil Menteri Luar Negeri, Anis Matta, sebagai dosen tamu. Kegiatan tersebut diikuti oleh Rektor Unismuh Makassar, jajaran sivitas akademika, serta dipandu oleh akademisi Unismuh, Luhur Prianto.
Dalam pemaparannya, Anis Matta menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak pakar di bidang ilmu ruang atau geografi, terutama dalam membaca dinamika geopolitik global yang terus berkembang. Ia menuturkan bahwa geografi merupakan fondasi penting dalam memahami arah politik internasional.
“Ketika kita mempelajari politik, yang pertama kita pelajari adalah geopolitik, dan dasar geopolitik adalah geografi. Dengan memahami posisi geografis Indonesia, kita bisa mulai berpikir lebih luas,” ujar Anis Matta.
Baca Juga : Hadisaputra Raih Gelar Doktor di Unhas, Angkat Islam Berkemajuan di Bajeng Gowa
Pengalaman Jelajah Dunia dan Pentingnya Cara Pandang Ruang
Wamenlu juga membagikan sejumlah pengalamannya berkeliling ke berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri. Ia menjelaskan bahwa perjalanan ke banyak negara memberinya sudut pandang baru mengenai pentingnya memahami ruang dalam membangun kreativitas dan peradaban.
Ia menyinggung tradisi pengembaraan dalam sejarah Islam, yang turut membentuk pemikiran tokoh-tokoh besar seperti Ibnu Battuta.
Baca Juga : Website Unismuh Makassar Masuk Nominasi Anugerah Humas Diktisaintek 2025
“Keliling dunia itu adalah membaca peta Al-Qur’an. Pengembaraan membentuk kreativitas kita. Ini tradisi panjang dalam sejarah Islam,” tambahnya.
Anis Matta mengungkapkan ia telah menjelajahi hampir seluruh wilayah Indonesia, Bali, sejumlah negara di Eropa, Rusia, Jepang, hingga melakukan perjalanan darat menuju Arab Saudi. Ia juga baru saja kembali dari Madrid dalam rangka memperkuat kolaborasi akademik.
Dorongan Indonesia Jadi Pusat Studi Geografi Dunia Islam
Baca Juga : Unismuh Makassar Perkuat Posisi PTS Terbaik Luar Jawa dengan 9.529 Mahasiswa Baru
Dalam kesempatan tersebut, ia menggagas pentingnya menjadikan Indonesia sebagai pusat kajian geografi bagi negara-negara Islam. Ia menilai bahwa meski banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Timur Tengah, bidang geografi masih sangat jarang diminati.
Kementerian Luar Negeri bersama beberapa institusi kini tengah membuka peluang beasiswa dan kerja sama pendidikan untuk melahirkan ahli geografi dari negara-negara Islam.
“Tahun ini ada sekitar 40 mahasiswa dari negara-negara Islam yang datang belajar ke Indonesia. Ke depan bisa kita perluas menjadi 170 beasiswa,” ungkapnya.
Baca Juga : Pengukuhan Mahasiswa Baru Unismuh Digelar 13 September 2025
Ia juga berharap Unismuh dapat memberikan ruang lebih luas bagi mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu geografi sekaligus memfasilitasi mereka untuk menjelajahi berbagai negara.
“Saya tidak tahu pengaturannya seperti apa, tetapi saya berharap kampus bisa memfasilitasi mahasiswa yang ingin menjelajah dunia dan mempelajari ilmu ruang,” ujarnya.
Festival Film Negara-Negara Islam
Baca Juga : Unismuh Makassar Gelar Raker Tahun Akademik 2025/2026
Dalam penutupnya, Anis Matta menyinggung penyelenggaraan Festival Film Negara-Negara Islam yang berlangsung pada September lalu dan diikuti oleh 15–16 negara. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi bagian dari penguatan diplomasi budaya dan kolaborasi antara negara-negara Muslim.
