RAKYATKU.COM, MAKASSAR — Transformasi digital di sektor keuangan terus memperkuat struktur ekonomi Sulawesi Selatan. Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar menunjukkan bahwa hingga Desember 2024, sektor fintech dan lembaga pembiayaan di wilayah ini mencatat pertumbuhan yang impresif, menjadi salah satu motor penggerak inklusi keuangan di kawasan timur Indonesia.
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, mengungkapkan bahwa kinerja lembaga pembiayaan dan teknologi finansial (fintech) menunjukkan tren positif, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan digital yang cepat, efisien, dan mudah dijangkau.
“Kinerja sektor pembiayaan di Sulawesi Selatan terus tumbuh seiring akselerasi ekonomi digital. Fintech lending dan lembaga pembiayaan kini menjadi tulang punggung baru dalam memperluas akses keuangan bagi masyarakat dan pelaku UMKM,” ujar Muchlasin dalam keterangan resminya.
Baca Juga : Industri Keuangan Syariah di Sulselbar Menguat, Aset Naik 21,08 Persen per Juni 2025
Lonjakan Fintech Lending Capai 50 Persen
OJK mencatat, outstanding pinjaman fintech peer-to-peer (P2P) lending di Sulsel tumbuh signifikan sebesar 50,59 persen (year on year) menjadi Rp1,78 triliun pada akhir 2024. Pertumbuhan ini diikuti dengan tingkat wanprestasi (TWP90) yang tetap terkendali di level 1,59 persen, menandakan kualitas penyaluran kredit digital yang sehat dan berisiko rendah.
“Pertumbuhan fintech yang pesat ini menunjukkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan digital. Namun, OJK tetap mengingatkan pentingnya literasi agar masyarakat tidak terjebak dalam pinjaman ilegal,” jelas Muchlasin.
Baca Juga : OJK Perkuat Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Berdasarkan UU P2SK
Sektor Pembiayaan dan Pergadaian Ikut Melonjak
Selain fintech, perusahaan pembiayaan konvensional juga menunjukkan performa positif dengan total piutang pembiayaan meningkat 7,12 persen menjadi Rp18,98 triliun. Sementara itu, perusahaan pergadaian mengalami lonjakan penyaluran pinjaman sebesar 27,22 persen, mencapai Rp7,57 triliun.
Kenaikan ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap pembiayaan produktif, terutama dari sektor UMKM dan konsumsi rumah tangga, yang kini mulai memanfaatkan kanal digital untuk mengakses layanan keuangan dengan lebih cepat.
Baca Juga : OJK Siap Dampingi Pemkot Makassar Aktifkan Kembali BPR untuk Dorong Akses Keuangan Aman dan Legal
Tantangan di Modal Ventura
Di sisi lain, perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan dengan total pembiayaan yang terkontraksi -14,33 persen (yoy). Meski demikian, OJK menilai sektor ini tetap memiliki potensi besar, terutama dalam mendukung startup dan bisnis rintisan di daerah.
“Modal ventura berperan penting dalam menumbuhkan ekosistem startup lokal. Ke depan, kami mendorong kolaborasi antara venture capital, universitas, dan inkubator bisnis agar inovasi di Sulsel semakin berkembang,” imbuh Muchlasin.
Ekonomi Sulsel Bergerak ke Arah Digital
Pertumbuhan fintech dan pembiayaan digital ini juga didorong oleh semakin luasnya adopsi teknologi finansial di masyarakat. Penggunaan QRIS, mobile banking, dan e-wallet kini menjadi bagian dari keseharian pelaku ekonomi di Sulsel. Hal ini turut memperkuat perekonomian daerah yang semakin terkoneksi dengan sistem keuangan nasional.
“Transformasi digital menjadi keniscayaan. Peran OJK adalah memastikan inovasi berjalan seimbang dengan perlindungan konsumen dan stabilitas sistem keuangan,” tegas Muchlasin.
Dengan momentum pertumbuhan yang kuat di sektor digital, OJK Sulselbar optimistis ekonomi daerah akan semakin inklusif dan adaptif terhadap era ekonomi baru — di mana akses keuangan tidak lagi terbatas oleh jarak, melainkan ditentukan oleh kecepatan inovasi.