Senin, 24 Maret 2025 01:37

Perbankan Sulsel Tumbuh Positif, Aset Capai Rp200 Triliun di Awal 2025

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), total aset perbankan di wilayah ini mencapai Rp200,37 triliun, tumbuh 5,59 persen (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), total aset perbankan di wilayah ini mencapai Rp200,37 triliun, tumbuh 5,59 persen (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

OJK Sulselbar mencatat sektor perbankan Sulsel tumbuh positif dengan aset Rp200 triliun, DPK dan kredit meningkat, serta perbankan syariah melaju lebih cepat.

RAKYATKU. COM, MAKASSAR Sektor perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan performa solid di awal tahun 2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), total aset perbankan di wilayah ini mencapai Rp200,37 triliun, tumbuh 5,59 persen (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan positif ini menjadi indikator kuat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan di Sulsel tetap tinggi, meskipun di tengah tekanan ekonomi global dan kenaikan biaya likuiditas di sektor keuangan.

Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, menjelaskan bahwa peningkatan kinerja perbankan turut didorong oleh efisiensi dan kemampuan sektor perbankan menjaga fungsi intermediasi.

Baca Juga : OJK Dorong Inklusi Keuangan di Daerah 3T Lewat Program Gizi SPPG Talaka di Pangkep

“Kinerja perbankan di Sulsel tetap tangguh dengan pertumbuhan aset, DPK, dan kredit yang positif. Rasio kredit bermasalah juga masih terjaga di bawah batas aman,” ujarnya.

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Tumbuh Seimbang

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan Sulsel tumbuh 6,21 persen menjadi Rp134,73 triliun, dengan dominasi tabungan sebesar 59,76 persen dari total DPK. Pertumbuhan ini menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap produk simpanan perbankan.

Baca Juga : Sinergi OJK dan Pemerintah Dukung Asta Cita Lewat Program Gizi dan Inklusi Ekonomi di Pangkep

Sementara itu, penyaluran kredit juga meningkat 4,61 persen menjadi Rp163,91 triliun, yang sebagian besar mengalir ke sektor produktif seperti perdagangan besar dan eceran dengan porsi 23,18 persen.

Namun, secara pertumbuhan, kredit konsumtif mencatat kenaikan tertinggi yakni 9,73 persen, didorong oleh peningkatan permintaan pembiayaan rumah tangga dan kendaraan bermotor.

Kinerja intermediasi perbankan Sulsel juga masih kuat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) di angka 123,92 persen, menandakan fungsi penyaluran kredit masih efektif. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 2,83 persen, masih dalam batas wajar dan terkendali.

Baca Juga : OJK Sulselbar dan Jurnalis Perempuan Makassar Edukasi Publik Waspadai Pinjol dan Judi Online di Financial Literacy Fest 2025

Perbankan Syariah Tumbuh Lebih Cepat

Menariknya, perbankan syariah di Sulsel mencatat laju pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional. Aset perbankan syariah naik 20,62 persen menjadi Rp16,80 triliun, disertai pertumbuhan DPK 17,74 persen dan pembiayaan 20,05 persen.

Tingkat intermediasi perbankan syariah juga tetap sehat dengan rasio pembiayaan terhadap DPK sebesar 120,50 persen, serta rasio pembiayaan bermasalah (NPF) hanya 2,20 persen.

Baca Juga : Perempuan dan Generasi Muda Jadi Agen Literasi Keuangan di Financial Literacy Fest 2025

“Tren positif ini mencerminkan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap produk perbankan syariah yang dinilai lebih sesuai dengan prinsip keuangan berkelanjutan dan inklusif,” tambah Muchlasin.

OJK Sulselbar menilai kinerja sektor perbankan yang terus tumbuh di awal 2025 menjadi modal penting dalam menjaga ketahanan ekonomi daerah. Penguatan likuiditas, optimalisasi penyaluran kredit UMKM, serta perluasan inklusi keuangan menjadi fokus utama regulator di tahun ini.

#OJK sulselbar #perbankan Sulsel #aset perbankan #DPK #kredit produktif #Muchlasin