RAKYATKU. COM, MAKASSAR--Kolaborasi strategis tiga lembaga pilar ekonomi nasional — Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Bank Indonesia (BI) — menggema di lingkungan akademik Makassar.
Melalui kegiatan kuliah umum yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Alauddin Makassar, ketiga lembaga ini bersinergi membekali mahasiswa dengan pengetahuan literasi keuangan sebagai bekal menghadapi kompleksitas dunia finansial modern.
Sinergi Nasional untuk Generasi Cerdas Finansial
Baca Juga : OJK Siap Dampingi Pemkot Makassar Aktifkan Kembali BPR untuk Dorong Akses Keuangan Aman dan Legal
Kegiatan yang dihadiri ratusan mahasiswa ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pemahaman publik — khususnya generasi muda — terhadap pengelolaan keuangan yang sehat, aman, dan berbasis prinsip kehati-hatian.
Langkah ini juga sejalan dengan agenda nasional meningkatkan indeks literasi keuangan Indonesia, yang pada 2025 ditargetkan mencapai 65%.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., menilai kolaborasi antara otoritas keuangan dan perguruan tinggi sangat strategis dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia nyata.
“Kampus harus menjadi tempat lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga paham mengelola keuangan. Literasi keuangan adalah kompetensi hidup yang penting,” ujar Prof. Hamdan dalam sambutannya.
OJK: Membangun Kesadaran dan Perlindungan Konsumen
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa kegiatan edukasi seperti ini merupakan bagian dari strategi OJK untuk memperkuat fungsi perlindungan konsumen dan mencegah maraknya investasi ilegal.
Baca Juga : OJK Perkuat Peran Literasi Keuangan di Kampus, Bentengi Mahasiswa dari Penipuan dan Investasi Ilegal
“Kami ingin mahasiswa memahami bahwa di balik tawaran investasi tinggi selalu ada risiko besar. OJK hadir memastikan masyarakat mendapatkan layanan keuangan yang aman dan terdaftar,” tegas Muchlasin.
OJK juga memperluas pengawasan ke sektor-sektor baru seperti bursa karbon dan fintech, seiring meningkatnya transaksi digital di masyarakat. Muchlasin menambahkan, pihaknya terus memperkuat kanal pelindungan konsumen melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) dan Kontak OJK 157.
LPS: Menjaga Kepercayaan Publik terhadap Perbankan
Baca Juga : Mahasiswa Harus Melek Finansial: UIN Alauddin Gandeng OJK, LPS, dan BI Lawan Investasi Bodong
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan LPS Wilayah III Makassar, Fuad Zaen, menyoroti pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Ia menjelaskan peran LPS dalam menjaga stabilitas sistem keuangan melalui mekanisme penjaminan simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank.
“Sejak 2005, LPS telah melikuidasi lima bank di Sulsel. Tujuannya bukan untuk menakuti, tapi memastikan masyarakat tahu bahwa sistem keuangan kita aman dan terjaga,” jelasnya.
BI: QRIS dan Ekonomi Digital Daerah
Baca Juga : OJK Sulselbar Dorong Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Sinergi dan Inovasi
Dari sisi Bank Indonesia, Rezki Ernadi Wimanda, Kepala Kantor Perwakilan BI Sulawesi Selatan, menjelaskan peran penting BI dalam menjaga stabilitas moneter dan mendorong digitalisasi ekonomi daerah.
Menurutnya, inflasi nasional yang terkendali di angka 0,17% (September 2025) mencerminkan ketahanan ekonomi yang kuat, sementara digitalisasi pembayaran seperti QRIS memperluas efisiensi dan akses transaksi.
“Sebanyak 43% dari 1,2 juta merchant QRIS nasional berada di Makassar. Ini membuktikan UMKM Sulsel paling adaptif terhadap teknologi pembayaran digital,” kata Rezki.
Baca Juga : OJK Sulselbar Dorong Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Sinergi dan Inovasi
Mahasiswa sebagai Aset Keuangan Nasional
Melalui sinergi tiga lembaga ini, mahasiswa UIN Alauddin tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga wawasan praktis seputar sistem keuangan, perlindungan konsumen, hingga kebijakan moneter.
Sesi diskusi interaktif berlangsung hangat, dengan banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan seputar investasi digital, keamanan transaksi, dan peran pemerintah dalam menjaga ekonomi nasional.
Baca Juga : OJK Sulselbar Dorong Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Sinergi dan Inovasi
Kegiatan ini ditutup dengan kuis interaktif berhadiah, yang menguji seberapa jauh pemahaman peserta terhadap materi literasi keuangan.
Pilar Edukasi Menuju Ekonomi yang Stabil dan Inklusif
Kolaborasi OJK, LPS, dan BI di lingkungan kampus menjadi contoh nyata sinergi antarlembaga dalam mendukung ekonomi yang inklusif dan berintegritas.
Baca Juga : OJK Sulselbar Dorong Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Sinergi dan Inovasi
Ketiga lembaga tersebut menegaskan komitmen untuk terus mendekatkan kebijakan ekonomi kepada masyarakat, terutama generasi muda yang akan menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.
“Kami percaya, literasi keuangan adalah pondasi utama stabilitas ekonomi nasional. Karena generasi muda yang paham finansial, akan menjadi generasi yang kuat menghadapi tantangan global,” tutup Muchlasin.